Intimidasi Korban Dugaan Pelecehan Seksual 'Walid Lombok': Ancaman hingga Iming-iming Perkawinan

Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh AF, seorang pimpinan yayasan pondok pesantren di Gunung Sari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), memasuki babak baru. Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram mengungkapkan adanya indikasi intimidasi yang dialami oleh para korban. Puluhan korban yang mayoritas masih di bawah umur saat kejadian, mendapatkan tekanan dari pihak-pihak yang terafiliasi dengan pelaku.

Ketua LPA Kota Mataram, Joko Jumadi, menyampaikan bahwa bentuk intimidasi tersebut beragam. Beberapa korban mendapatkan ancaman secara langsung. Lebih jauh, ada upaya halus berupa iming-iming untuk dinikahi, bahkan dengan adik dari pelaku. Tawaran ini jelas merupakan bentuk manipulasi dan upaya untuk membungkam para korban agar tidak melanjutkan proses hukum. Menurut Joko, intimidasi ini dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam lingkaran dekat pelaku yang dikenal dengan sebutan 'Walid' dari Lombok. Ironisnya, para korban yang saat ini berusia sekitar 20 tahun, mengalami trauma mendalam akibat peristiwa yang terjadi sejak tahun 2016, bahkan ada yang sejak tahun 2001 dan 2002, ketika mereka masih duduk di bangku sekolah menengah pertama hingga atas.

Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, telah menemui para korban yang saat ini berada di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA). Iqbal menyatakan kesedihannya atas kejadian ini dan memastikan bahwa pemerintah daerah akan memberikan pendampingan psikologis serta rehabilitasi bagi para korban. Ia menegaskan bahwa meskipun kejadian ini terjadi di lingkungan pondok pesantren, kasus ini murni merupakan tindakan individu dan tidak ada kaitannya dengan lembaga pendidikan tersebut.

Kasus ini mencuat ke publik setelah beberapa santriwati dan alumni pondok pesantren melaporkan AF ke pihak kepolisian. Terungkapnya kasus ini dipicu oleh serial Malaysia berjudul 'Bidaah' yang viral di media sosial. Para korban merasa bahwa karakter Walid dalam serial tersebut memiliki kemiripan dengan AF, sehingga mereka berani untuk melaporkan kejadian yang telah lama mereka pendam. Sejauh ini, sudah ada 10 korban yang melapor, namun diduga jumlah korban sebenarnya lebih banyak dari itu. AF dilaporkan atas dugaan pelecehan seksual yang terjadi di berbagai lokasi berbeda.