Suksesor Paus Fransiskus: Kandidat Kuat dan Mekanisme Pemilihan Pemimpin Katolik Sedunia
Persiapan Pemilihan Pemimpin Baru Umat Katolik Dunia
Meninggalnya Paus Fransiskus pada usia 88 tahun di Roma telah memicu persiapan di Vatikan untuk memilih penggantinya. Proses pemilihan, yang dikenal sebagai konklaf, akan melibatkan para kardinal dari seluruh dunia yang berusia di bawah 80 tahun. Mereka akan berkumpul di Kapel Sistina untuk melakukan pemungutan suara secara rahasia.
Kandidat potensial untuk menggantikan Paus Fransiskus berasal dari berbagai belahan dunia, termasuk Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Utara. Beberapa nama yang sering disebut-sebut antara lain:
- Kardinal Luis Antonio Tagle (Filipina): Dikenal karena fokusnya pada keadilan sosial, Tagle berpotensi menjadi Paus pertama dari Asia.
- Kardinal Pietro Parolin (Italia): Sebagai Sekretaris Negara Vatikan, Parolin memiliki pengalaman diplomatik yang luas dan dapat menjadi jembatan antara berbagai faksi di Gereja.
- Kardinal Peter Turkson (Ghana): Turkson, yang berasal dari Afrika sub-Sahara, membawa pengalaman pastoral dan diplomatik yang berharga.
- Kardinal Marc Ouellet (Kanada): Seorang veteran Vatikan dengan pandangan teologis konservatif, Ouellet memiliki pengalaman global yang luas.
- Kardinal Fridolin Ambongo Besungu (Kongo): Sebagai Uskup Agung Kinshasa, Ambongo dikenal karena pandangan tradisionalnya yang tegas dan advokasi keadilan sosial.
- Kardinal Matteo Zuppi (Italia): Zuppi, yang sering disebut "Bergoglio dari Italia", dikenal karena fokusnya pada kaum miskin dan migran.
- Kardinal Jean-Marc Aveline (Prancis): Aveline dikenal karena selera humornya dan hubungan baiknya dengan Paus Fransiskus, terutama dalam isu imigrasi dan hubungan dengan umat Muslim.
- Kardinal Peter Erdo (Hungaria): Erdo dikenal sebagai pembela ajaran dan doktrin Katolik tradisional.
- Kardinal Mario Grech (Malta): Grech menjadi sosok terdepan dalam mendorong reformasi yang diinisiasi Paus Fransiskus.
- Kardinal Juan Jose Omella (Spanyol): Dikenal dekat dengan Paus Fransiskus.
- Kardinal Joseph Tobin (AS): Tobin adalah kandidat yang paling mungkin menjadi kandidat Paus dari AS.
- Kardinal Angelo Scola (Italia): Pernah jadi kandidat kuat pada 2013.
Mekanisme Pemilihan Paus
Konklaf Kepausan adalah proses pemilihan Paus yang dilakukan secara tertutup. Para kardinal pemilih akan dikarantina di Vatikan, tanpa kontak dengan dunia luar. Segala bentuk komunikasi eksternal akan diputus untuk memastikan kerahasiaan proses pemilihan.
Setiap kardinal akan menuliskan nama kandidat pilihannya pada selembar kertas suara. Setelah semua kardinal memilih, kertas suara akan dihitung. Seorang kandidat harus memperoleh dua pertiga suara mayoritas untuk terpilih sebagai Paus.
Jika tidak ada kandidat yang memperoleh mayoritas yang diperlukan setelah beberapa putaran pemungutan suara, proses pemilihan akan dilanjutkan. Setelah putaran tertentu, pemungutan suara dapat dibatasi pada dua kandidat dengan suara terbanyak dari putaran sebelumnya.
Setelah seorang Paus terpilih, kardinal dekan akan bertanya kepadanya apakah dia menerima pemilihan tersebut. Jika Paus terpilih menerima, dia akan memilih nama kepausannya. Kemudian, asap putih akan dikeluarkan dari cerobong asap Kapel Sistina untuk mengumumkan kepada dunia bahwa seorang Paus baru telah terpilih.
Kardinal diakon kemudian akan tampil di balkon Basilika Santo Petrus untuk mengumumkan nama Paus baru kepada umat Katolik di seluruh dunia.