Pernikahan Singkat Berujung Perceraian: Kisah Imam Masjid di Malaysia
Kisah pilu dialami seorang pria asal Malaysia yang berprofesi sebagai imam masjid. Pernikahannya yang baru seumur jagung, enam bulan, harus kandas di tengah jalan. Sang istri berulang kali meminta cerai, yang akhirnya dikabulkan oleh pria berusia 34 tahun tersebut.
Menurut pengakuan pria tersebut, mantan istrinya memiliki riwayat masalah psikologis. Hal ini menjadi salah satu alasan utama mengapa sang istri terus-menerus meminta untuk berpisah. Padahal, selama masa perkenalan dan pertunangan, tidak ada paksaan sama sekali. Wanita itu setuju dan bersedia untuk membangun rumah tangga bersamanya.
Keduanya akhirnya sepakat untuk berpisah pada Oktober 2024. Pria itu kini menjalani kehidupan lajangnya, namun tidak menutup kemungkinan untuk menikah lagi di masa depan. Ia berharap dapat menemukan wanita yang salehah dan mengamalkan ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.
Puncak dari perpisahan mereka terjadi saat sidang perceraian. Hakim memutuskan perceraian dengan talak Bain Sughra, dikarenakan selama pernikahan mereka tidak pernah berhubungan intim dan tidur bersama. Sang istri menolak untuk melakukan hubungan suami istri. Berbagai upaya pengobatan tradisional, Islami, dan modern telah dicoba selama pernikahan, namun tidak berhasil. Proses perceraian pun berlangsung singkat, hanya sekitar 10 menit, dan mereka langsung mendaftarkan perceraian di kantor agama pada hari yang sama.
Setelah pengalaman pahit ini, pria tersebut menjadi lebih berhati-hati dalam memilih pasangan hidup. Ia menetapkan beberapa syarat untuk calon istrinya kelak. Ia menginginkan wanita yang sederhana dan salehah dalam menjalankan hidup. Orang tuanya juga menambahkan syarat, yaitu calon istri harus memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik.
Kisah ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua tentang pentingnya komunikasi, keterbukaan, dan kesiapan mental dalam membangun sebuah rumah tangga. Meskipun cinta dan komitmen adalah fondasi penting, kesehatan mental dan kompatibilitas juga memegang peranan krusial dalam menciptakan pernikahan yang langgeng dan bahagia.