Sinergi Unpad dan Kodim 0624 Pacu Swasembada Pangan di Kabupaten Bandung Melalui Panen Jagung

Kabupaten Bandung terus berupaya memperkuat ketahanan pangan daerah melalui optimalisasi lahan pertanian. Inisiatif terbaru ini ditandai dengan panen raya jagung di Desa Arjasari, Kecamatan Arjasari, yang melibatkan sinergi antara Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Komando Distrik Militer (Kodim) 0624.

Bupati Bandung, Dadang Supriatna, mengungkapkan kegembiraannya atas keberhasilan panen di lahan seluas 180 hektar tersebut. Ia menekankan bahwa lahan yang dikelola bersama antara Unpad dan Kodim 0624 ini memberikan dampak positif bagi petani setempat. Dari 75 hektar lahan yang telah dipanen, dihasilkan 13 ton jagung.

"Ini adalah bukti nyata bahwa lahan di Arjasari, yang dikelola oleh Unpad dan Kodim, dapat memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat petani," ujar Dadang Supriatna saat menghadiri acara Panen Raya. Ia juga menambahkan bahwa petani telah menerima 10 persen dari hasil panen jagung tersebut.

Lebih lanjut, Bupati Dadang Supriatna mengapresiasi langkah Kodim 0624 dalam mendukung program swasembada pangan di Kabupaten Bandung dan secara nasional. Ia menyebut inisiatif ini sebagai terobosan luar biasa yang tidak hanya terbatas pada penanaman jagung, tetapi juga padi dan komoditas lainnya. Tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan dan keberlanjutan swasembada pangan di wilayahnya.

Komandan Kodim 0624, Letkol (Inf) Tinton Amin Putra, menjelaskan bahwa awalnya jagung yang ditanam adalah jenis jagung manis. Namun, kemudian diubah menjadi jagung pakan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak di sekitar Desa Arjasari. Keputusan ini diambil setelah melihat adanya potensi pasar yang besar, seperti pengusaha ayam petelur yang memiliki ratusan ribu ekor ayam dan selama ini harus mendatangkan pakan dari luar daerah.

"Kami melihat adanya kebutuhan pakan ternak yang besar di wilayah ini. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menanam jagung pakan sebagai solusi," kata Letkol Tinton.

Letkol Tinton juga menyoroti tantangan dalam pengolahan jagung pakan pasca panen. Proses pemitilan dan pengeringan memerlukan perhatian khusus agar kualitas jagung tetap terjaga dan dapat dijual kembali. Tingkat kekeringan yang ideal adalah 15 persen.

Selain itu, Letkol Tinton menjelaskan bahwa 10 persen dari hasil penjualan jagung akan diberikan kepada petani, sementara sisanya akan digunakan untuk membiayai beasiswa mahasiswa Unpad. Program ini merupakan bagian dari upaya strategis mendukung ketahanan pangan, yang menjadi fokus utama dari program pemerintah pusat.

Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam mengoptimalkan lahan pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani melalui kerjasama yang sinergis antara perguruan tinggi, TNI, dan pemerintah daerah.

  • Jenis Tanaman: Jagung Pakan dan Padi Gogo
  • Luas Lahan: 180 Hektar
  • Hasil Panen: 13 Ton dari 75 Hektar Lahan
  • Penerima Manfaat: Petani setempat dan mahasiswa Unpad (melalui beasiswa)