Penantian Panjang Warga Pedalaman Manggarai Barat untuk Penerangan Listrik
Puluhan warga dari Desa Watu Manggar, yang terletak di Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, mendatangi kantor Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Labuan Bajo pada hari Rabu (23/4/2025). Kedatangan mereka merupakan bentuk keputusasaan atas belum teralirinya listrik di tiga wilayah pemukiman di desa mereka, yaitu Kampung Sangka, Londang, dan Paurundang, meskipun sudah berulang kali di ajukan.
Keterwakilan warga yang hadir, Alfons Hensi, mengungkapkan tujuan utama kedatangan mereka adalah mendesak PT PLN untuk segera merealisasikan pemasangan jaringan listrik di wilayah mereka. Menurutnya, selama ini, warga di tiga kampung tersebut hanya mengandalkan penerangan tradisional berupa lampu minyak tanah yang sangat terbatas dan tidak memadai. Kondisi ini diperparah dengan sulitnya mendapatkan pasokan minyak tanah, yang sangat mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas belajar anak-anak sekolah di malam hari.
Sekretaris Desa Watu Manggar, Belasius Luga, menjelaskan bahwa desa mereka terdiri dari 335 kepala keluarga yang menghuni 235 rumah. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Beliau berharap agar PLN ULP Labuan Bajo segera menindaklanjuti permohonan penyambungan listrik ke desa mereka. Belasius juga menyampaikan rasa optimisnya setelah mendapatkan penjelasan mengenai proses yang akan ditempuh.
Menanggapi keluhan warga, Manager PT PLN ULP Labuan Bajo, Virtus Gita Anggara, menjelaskan bahwa Desa Watu Manggar sebenarnya telah masuk dalam perencanaan perluasan jaringan listrik PLN, bersama dengan desa-desa lain di Manggarai Barat yang belum teraliri listrik. Namun, realisasi program tersebut sangat bergantung pada ketersediaan anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Virtus menekankan bahwa meskipun PLN memiliki komitmen untuk melistriki seluruh desa di Manggarai Barat, prosesnya harus disesuaikan dengan perencanaan anggaran yang ada. Ia menambahkan bahwa jika anggaran APBN telah dialokasikan untuk Desa Watu Manggar, maka PLN akan segera memulai proses penyambungan listrik.
Dengan adanya kejelasan ini, warga Desa Watu Manggar berharap agar pemerintah pusat segera merealisasikan alokasi anggaran untuk pemasangan jaringan listrik di wilayah mereka. Mereka berharap agar penantian panjang mereka segera berakhir dan mereka dapat menikmati penerangan listrik yang layak, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan mendukung kegiatan ekonomi serta pendidikan di desa mereka.
Berikut beberapa poin penting yang menjadi perhatian warga:
- Keterbatasan Penerangan: Warga hanya mengandalkan lampu minyak tanah yang tidak memadai.
- Kesulitan Akses Minyak Tanah: Memperburuk kondisi penerangan.
- Dampak pada Pendidikan: Anak-anak kesulitan belajar di malam hari.
- Harapan akan APBN: Realisasi listrik bergantung pada alokasi anggaran pemerintah.
Kondisi ini mencerminkan tantangan pemerataan pembangunan infrastruktur di daerah-daerah pedalaman Indonesia, di mana akses terhadap listrik masih menjadi barang mewah bagi sebagian masyarakat. Pemerintah dan PLN diharapkan dapat bekerja sama untuk mempercepat proses elektrifikasi di wilayah-wilayah terpencil, sehingga seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati manfaat pembangunan yang merata.