Warisan Mbok Yem: Keluarga Pertimbangkan Penerus Warung Legendaris di Puncak Lawu

Dunia pendakian Indonesia berduka atas kepergian Wakiyem, yang lebih dikenal sebagai Mbok Yem, sosok legendaris penjaga warung di puncak Gunung Lawu. Kepergian Mbok Yem meninggalkan tanda tanya besar mengenai kelanjutan warung yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman pendakian Gunung Lawu. Saat ini, pihak keluarga belum mengambil keputusan terkait siapa yang akan meneruskan usaha warung tertinggi di Indonesia tersebut.

Saifudun Juhri, cucu menantu Mbok Yem, mengungkapkan bahwa keluarga belum membahas secara mendalam mengenai pengganti pengelola warung sejak Mbok Yem harus turun gunung untuk mendapatkan perawatan medis sebelum bulan Ramadan lalu. Fokus utama keluarga saat ini adalah mendoakan yang terbaik bagi almarhumah dan menyelesaikan urusan terkait pemakamannya. Menurut Juhri, pembicaraan mengenai kelanjutan warung akan dilakukan setelah rangkaian doa dan penghormatan terakhir bagi Mbok Yem selesai dilaksanakan.

"Pihak keluarga belum memikirkan sejak Mbok Yem turun gunung karena sakit sejak sebelum puasa," ujar Juhri. Ia menambahkan, perhatian keluarga tercurah sepenuhnya untuk pengobatan almarhumah Mbok Yem, hingga akhirnya beliau menghembuskan nafas terakhir.

"Soal warung belum ada pembicaraan. Dari pihak keluarga belum ada pembicaraan. Kemarin masih fokus kesehatan Mbok Yem hingga meninggal dunia ini," lanjutnya.

Juhri menjelaskan bahwa keputusan mengenai kelanjutan warung di puncak Gunung Lawu akan dimusyawarahkan bersama oleh seluruh anggota keluarga besar setelah rangkaian acara doa untuk almarhumah selesai. Musyawarah keluarga ini diharapkan dapat menghasilkan keputusan terbaik yang mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk keinginan almarhumah Mbok Yem dan kemampuan anggota keluarga untuk melanjutkan usaha tersebut.

Mbok Yem menghembuskan nafas terakhir di kediamannya di Desa Gonggang, Magetan, pada usia 82 tahun. Kabar duka ini dibenarkan oleh Kepala Dusun Cemoro Sewu, Agus, yang menyebutkan bahwa Mbok Yem memang telah menjalani perawatan akibat sakit yang dideritanya sejak beberapa waktu belakangan. Beliau dinyatakan meninggal dunia pada pukul 15.30 WIB.

Agus menjelaskan bahwa Mbok Yem menderita sakit sejak sebelum bulan puasa dan sempat menjalani perawatan di RSUD Ponorogo. Meskipun Agus merupakan perangkat Desa Cemoro Sewu, Mbok Yem tercatat sebagai warga Desa Gonggang, Poncol, Magetan.

Kepergian Mbok Yem bukan hanya duka bagi keluarga, tetapi juga bagi seluruh komunitas pendaki Gunung Lawu. Warung Mbok Yem telah menjadi tempat peristirahatan, tempat berbagi cerita, dan sumber energi bagi para pendaki yang menaklukkan puncak Lawu. Semoga warisan Mbok Yem tetap hidup dan dapat dinikmati oleh generasi pendaki selanjutnya.