Permata Bank Ramal Rupiah Tetap di Kisaran Rp 16.000 per Dolar AS di Tahun 2025
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah di Tahun 2025: Prospek dan Tantangan
Analisis terbaru dari PT Bank Permata Tbk (BNLI) memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) akan tetap berada di kisaran Rp 16.000 per dolar sepanjang tahun 2025. Proyeksi ini mempertimbangkan sejumlah faktor eksternal dan internal yang saling berinteraksi dan mempengaruhi stabilitas nilai tukar mata uang nasional. Chief Economist Bank Permata, Josua Pardede, mengungkapkan bahwa tantangan utama yang dihadapi masih berasal dari faktor eksternal, terutama kebijakan ekonomi internasional.
Salah satu faktor eksternal yang signifikan adalah potensi berlanjutnya ketegangan perdagangan internasional. Kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh pemerintahan Amerika Serikat sebelumnya, berpotensi memicu eskalasi perang dagang, yang secara langsung dapat berdampak pada pergerakan nilai tukar rupiah. Ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi juga menjadi faktor yang perlu diwaspadai, sehingga potensi volatilitas nilai tukar tetap ada.
Namun, di sisi lain, sejumlah kebijakan pemerintah Indonesia menunjukkan potensi untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. Kebijakan terkait parkir Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) yang mewajibkan eksportir untuk menyimpan sebagian pendapatan devisa di dalam negeri, dinilai mampu meningkatkan cadangan valuta asing (valas) Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi rupiah terhadap mata uang asing, termasuk dolar AS. Selain itu, program hilirisasi industri yang dijalankan pemerintah juga diproyeksikan dapat meningkatkan nilai ekspor Indonesia. Dengan adanya peningkatan nilai ekspor, maka aliran devisa yang masuk ke Indonesia juga akan meningkat, sehingga turut menopang nilai tukar rupiah.
Josua Pardede menjelaskan, "Kami melihat kombinasi tantangan eksternal dan upaya pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah ekspor melalui hilirisasi. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan suplai valas dalam negeri dan menstabilkan nilai tukar rupiah." Meskipun demikian, beliau menekankan bahwa proyeksi nilai tukar rupiah di kisaran Rp 16.000 per dolar AS masih bergantung pada keberhasilan implementasi kebijakan DHE SDA. Suksesnya kebijakan ini, yang ditargetkan dapat menambah devisa negara hingga US$ 60-80 miliar pada tahun 2025, akan memberikan dampak positif pada penguatan rupiah.
Kesimpulannya, prospek nilai tukar rupiah di tahun 2025 merupakan cerminan dari interaksi kompleks antara faktor global dan kebijakan domestik. Meskipun potensi tantangan eksternal tetap ada, upaya pemerintah dalam meningkatkan cadangan devisa dan mendorong ekspor diharapkan dapat mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah di kisaran yang diprediksi. Namun, keberhasilan ini sangat bergantung pada efektivitas implementasi kebijakan DHE SDA dan kemampuan Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.