Pihak PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK), produsen mobil Esemka, menyatakan kebingungannya terkait gugatan wanprestasi yang dilayangkan oleh Aufaa Luqmana Re A. Perusahaan menilai gugatan tersebut lemah dan tidak memiliki dasar yang kuat. Gugatan ini juga menyeret nama-nama penting, termasuk Presiden RI ke-7, Joko Widodo, dan Wakil Presiden ke-13, Ma'ruf Amin, sebagai pihak tergugat.

Sidang perdana yang semula dijadwalkan berlangsung, terpaksa ditunda selama dua pekan akibat ketidakhadiran pihak Ma'ruf Amin. Kuasa hukum PT SMK, Sundari, mengungkapkan keraguannya atas kekuatan gugatan tersebut. Ia menyatakan bahwa perusahaan akan menunggu perkembangan lebih lanjut di persidangan.

Sundari juga menyoroti bahwa Aufaa Luqmana Re A. belum pernah melakukan transaksi pembelian mobil Esemka, sehingga dipertanyakan relevansi gugatan wanprestasi yang diajukannya. Ketidakjelasan hubungan antara penggugat dan PT SMK membuat pihak perusahaan merasa kesulitan untuk memberikan tanggapan yang relevan.

"Karena tidak ada hubungan apapun, bagaimana kami bisa menjawab? Kami tidak memiliki hubungan dengan penggugat Esemka, jadi kami bingung bagaimana memberikan jawaban," ujar Sundari.

Menanggapi permintaan penggugat agar pihak tergugat menghadirkan unit mobil Esemka di persidangan, Sundari menyatakan bahwa pihaknya akan memberikan tanggapan setelah agenda mediasi berlangsung. Respon yang akan diberikan dapat berupa penolakan atau penerimaan, tergantung pada keinginan penggugat dalam mediasi.

"Kita lihat alur gugatannya dulu, tidak perlu kemana-mana. Kita akan lihat apa yang dia inginkan dalam mediasi, baru kita akan memberikan respon. Responnya bisa dua macam, kita tolak atau terima. Tapi kita belum tahu apa yang dia inginkan, nanti kita lihat di mediasi saja," jelasnya.

Terungkap bahwa Aufaa Luqmana Re A. adalah putra dari Boyamin Saiman, seorang aktivis dan Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) yang dikenal sebagai advokat di Solo. Ia juga merupakan adik dari Almas Tsaqibbirru.