Kisah Heroik Prajurit TNI: Selamat dari Hantaman Tank Israel Saat Misi Perdamaian di Lebanon

Kisah Heroik Prajurit TNI Selamat dari Serangan Tank Israel di Lebanon

Jakarta - Misi perdamaian yang diemban oleh Satuan Tugas Kontingen Garuda (Satgas Konga) TNI Unifil 2024 di Lebanon menyisakan cerita mendebarkan. Pratu (Mar) Eggy Arifianto, salah satu dari 1.087 personel yang tergabung dalam satgas tersebut, berbagi pengalamannya selamat dari serangan tank Israel saat bertugas di wilayah konflik.

Insiden bermula pada 10 Oktober 2024, ketika Pratu Eggy bersama rekannya, Praka Nofrian Syah Putra, bertugas di menara pemantau di wilayah Naqoura, Lebanon Selatan. Saat itu, eskalasi konflik antara Hizbullah dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sedang meningkat. Sejak pukul 09.00 waktu setempat, pergerakan dua tank Merkava milik IDF mengarah ke menara tempat mereka bertugas. Eggy dan Nofrian terus memantau dan melaporkan perkembangan situasi kepada atasan mereka.

Menjelang sore hari, situasi semakin tegang. Aksi saling serang antara pasukan Israel dan Hizbullah semakin intensif. Pada dini hari tanggal 11 Oktober, menara yang mereka tempati menjadi sasaran tembakan langsung dari tank Merkava.

"Pukul 04.00 pagi, kami melihat laser dari thermal Merkava yang membidik ke arah kami," ungkap Eggy. Laporan segera disampaikan kepada komando atas, namun belum selesai laporan disampaikan, tembakan kedua menghantam lantai dua menara. Akibatnya, Eggy dan Nofrian yang berada di lantai empat terpental dan sempat kehilangan kesadaran.

Pratu Eggy mengalami luka robek pada kaki kiri dan lutut, serta luka-luka di siku kiri, lengan kanan, dan dada kanan. Selain itu, ia juga mengalami gangguan penglihatan, telinga berdengung, dan sesak napas. Sementara Praka Nofrian mengalami luka di lengan dan kaki kanan, serta pusing akibat benturan.

Usai sadar, upaya evakuasi menjadi tantangan tersendiri. Tangga penghubung dari lantai empat ke lantai bawah hancur akibat tembakan tank. Eggy dan Nofrian harus memutar otak mencari cara untuk menyelamatkan diri dari potensi serangan lanjutan.

"Saya melompat dari lantai 3 ke lantai 2 karena tidak ada tangga lagi, lalu langsung melompat dari lantai 2 ke lantai 1," jelas Eggy. Nofrian mengikuti langkah Eggy, namun terhalang oleh asap tebal akibat ledakan. Akhirnya, Nofrian menemukan celah berlubang dan melompat ke lantai bawah.

Dengan kondisi terluka dan terengah-engah, Eggy dan Nofrian berusaha mencari bunker terdekat. Beruntung, tim penyelamat segera menemukan mereka dan mengevakuasi keduanya ke rumah sakit dengan kendaraan lapis baja.

Setelah dua hari menjalani perawatan, Eggy dan Nofrian dapat menghubungi keluarga mereka di Indonesia. Keluarga Eggy mengaku terkejut saat mendengar kabar serangan tersebut dari Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI.

Meski mengalami kejadian traumatis, baik Eggy maupun Nofrian tidak kehilangan semangat untuk menjaga perdamaian di wilayah konflik. Mereka menyatakan siap untuk kembali bertugas jika diberi kesempatan.

"Sebagai prajurit TNI, kami siap untuk bertugas kembali karena kami sudah disumpah jiwa dan raga kami untuk negara ini dan untuk TNI," tegas Eggy.