Ancaman AI, Pendidikan Vokasi Kembali Bergairah di Amerika Serikat

Gelombang disrupsi teknologi, khususnya perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI), memicu kekhawatiran akan hilangnya berbagai pekerjaan kantoran. Menyikapi tantangan ini, pendidikan vokasi yang berfokus pada keterampilan praktis kembali mendapatkan momentum, terutama di Amerika Serikat.

Di tengah kekhawatiran akan dominasi AI dalam pekerjaan kerah putih, sekolah-sekolah menengah di AS secara masif menghidupkan kembali kelas-kelas bengkel. Langkah ini dipandang sebagai persiapan menghadapi masa depan, di mana keterampilan manual dan keahlian teknis menjadi semakin bernilai.

  • Revitalisasi Kurikulum Vokasi: Sistem pendidikan di berbagai wilayah AS tengah merancang kurikulum baru untuk kelas-kelas bengkel. Kurikulum ini menggabungkan keterampilan tradisional seperti pertukangan kayu dan pengelasan dengan teknologi modern dan perkembangan terkini di bidang manufaktur.
  • Investasi dalam Fasilitas: Sekolah Menengah Atas Middleton di Wisconsin, contohnya, menginvestasikan 90 juta dolar AS untuk memodernisasi fasilitas laboratorium manufaktur mereka. Hal ini menunjukkan komitmen serius dalam mendukung pendidikan vokasi.
  • Minat Siswa Meningkat: Ketertarikan siswa terhadap kelas-kelas bengkel yang diperbarui ini menunjukkan tren positif. Mereka menyadari pentingnya keterampilan praktis di tengah perubahan lanskap pekerjaan.
  • Peluang Karir yang Menjanjikan: Instruktur pengelasan seperti Quincy Millerjohn menekankan potensi pendapatan yang menarik di bidang pekerjaan seperti pekerja besi dan pembuat ketel uap. Gaji yang kompetitif menjadi daya tarik bagi siswa yang mempertimbangkan karir di bidang ini.
  • Pergeseran Paradigma: Jake Mihm, seorang konsultan pendidikan di Wisconsin, menyoroti adanya pergeseran paradigma. Pekerjaan kasar yang membutuhkan keterampilan tinggi dan menawarkan upah yang layak menjadi semakin menarik bagi banyak orang.

Dalam beberapa tahun terakhir, sekitar seperempat dari 2.300 siswa di Middleton mengambil setidaknya satu kelas di bidang konstruksi, manufaktur, atau pertukangan kayu. Proporsi ini sangat besar, terutama mengingat bahwa banyak sistem sekolah menghapuskan kelas-kelas bengkel pada tahun 1990-an dan 2000-an.

Kebangkitan kelas-kelas keterampilan bengkel ini didorong oleh biaya kuliah yang semakin mahal dan kekhawatiran tentang AI yang menggantikan pekerjaan kantor. Hal ini mencerminkan kesadaran akan pentingnya diversifikasi keterampilan dan kemampuan beradaptasi di era digital.