Investigasi Kematian Mahasiswa UKI Dihentikan: Jejak Darah Ditemukan, DNA Tidak Teridentifikasi
Penyelidikan terkait kematian Kenzha Ezra Walewengko, mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang ditemukan meninggal dunia pada bulan Maret 2025, resmi dihentikan oleh pihak kepolisian. Keputusan ini diambil setelah serangkaian penyelidikan dan pemeriksaan forensik dilakukan, termasuk penemuan sampel darah di lokasi kejadian.
Tim forensik menemukan adanya bercak darah di paralon selokan, tempat Kenzha diduga terjatuh. Namun, sayangnya, analisis DNA terhadap sampel darah tersebut tidak dapat dilakukan karena kualitas DNA yang buruk. Kombes Nicolas Ary Lilipaly, Kapolres Metro Jakarta Timur, menjelaskan dalam konferensi pers bahwa lima sampel darah yang diambil dari paralon tersebut memang positif mengandung darah, tetapi DNA di dalamnya telah rusak dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut. Kerusakan DNA ini diduga disebabkan oleh faktor cuaca, khususnya hujan deras yang mengguyur lokasi kejadian sebelum sampel darah sempat diperiksa di laboratorium.
Selain itu, polisi juga melakukan pemeriksaan forensik terhadap barang bukti lain yang ditemukan di sekitar lokasi, termasuk sebuah baut yang berada di dekat tempat korban terjatuh. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya bercak darah pada baut tersebut. Dengan tidak adanya bukti yang mengarah pada tindak pidana, pihak kepolisian memutuskan untuk menghentikan penyelidikan kasus ini. Kombes Nicolas Ary Lilipaly menegaskan bahwa kematian Kenzha bukanlah akibat dari tindak pidana, sehingga proses penyelidikan akan dihentikan dan administrasi penghentian penyelidikan akan segera dilengkapi.
Sebelumnya, beredar dugaan bahwa Kenzha tewas akibat pengeroyokan di lingkungan kampus. Berdasarkan keterangan dari teman korban, EFW (23), pada tanggal 4 Maret 2025, sekitar pukul 16.30 WIB, ia dan dua temannya sedang mengonsumsi minuman beralkohol jenis arak Bali. Setengah jam kemudian, EFW bermaksud membeli minuman serupa dan bertemu dengan Kenzha di pintu keluar kampus. Kenzha kemudian ikut bersama EFW untuk membeli minuman di sebuah toko.
Setelah membeli minuman keras, korban, EFW, dan teman-temannya melanjutkan pesta minuman di taman perpustakaan UKI. Sekitar pukul 18.00 WIB, terjadi percekcokan antara Kenzha dan seseorang yang tidak diketahui identitasnya. EFW mengaku tidak mengetahui penyebab percekcokan tersebut. Suasana sempat mereda, dan mereka kembali minum bersama. Namun, pada pukul 19.30 WIB, percekcokan kembali terjadi. Petugas keamanan yang melihat kejadian tersebut segera melerai. Menurut keterangan saksi, Kenzha kemudian berlari ke arah pagar sambil berteriak dan merobek-robek pagar, hingga akhirnya terjatuh bersama pagar ke arah depan.
Setelah terjatuh, Kenzha diangkat oleh seseorang yang tidak dikenal, dan saat itu sudah terlihat darah keluar dari wajah dan hidungnya. Korban kemudian dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit UKI. Serangkaian peristiwa ini telah diselidiki oleh pihak kepolisian, namun dengan tidak ditemukannya unsur pidana dan tidak teridentifikasinya DNA pada sampel darah, kasus ini akhirnya ditutup.
Berikut rincian kronologis kejadian:
- 4 Maret 2025, 16.30 WIB: Kenzha dan teman-temannya minum arak Bali di kampus UKI.
- 17.00 WIB: Kenzha dan EFW membeli arak Bali di luar kampus.
- 17.30 - 18.00 WIB: Pesta minuman dilanjutkan di taman perpustakaan UKI.
- 18.00 WIB: Terjadi cekcok pertama antara Kenzha dan orang tak dikenal.
- 19.30 WIB: Terjadi cekcok kedua, Kenzha berlari ke arah pagar dan terjatuh.
- Setelah terjatuh: Kenzha dilarikan ke IGD Rumah Sakit UKI.