Kendala Cuaca Hambat Pengungkapan Kasus Meninggalnya Mahasiswa UKI: Jejak Darah Terhapus

Penyelidikan kasus kematian Kenzha Ezra Walewengko, mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), menemui jalan buntu akibat terkendala faktor cuaca. Tim penyidik Polres Metro Jakarta Timur kesulitan mengungkap penyebab pasti kematian korban lantaran sampel darah yang ditemukan di lokasi kejadian, tepatnya pada pipa paralon di selokan dekat kampus, mengalami kerusakan signifikan.

"Kondisi cuaca saat kejadian hujan deras. Hal ini menyebabkan pemeriksaan DNA terhadap sampel darah tidak memberikan hasil yang optimal," ungkap Kombes Nicolas Ary Lilipaly, Kapolres Metro Jakarta Timur, dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu (24/4/2025).

Sebelumnya, pihak kepolisian telah melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap sejumlah barang bukti yang ditemukan di sekitar lokasi ditemukannya jenazah Kenzha pada bulan Maret 2025 lalu. Fokus awal penyelidikan tertuju pada sebuah paralon yang berada di selokan tempat korban ditemukan. Dari paralon tersebut, tim forensik berhasil mengumpulkan lima sampel darah untuk dianalisis.

Hasil pemeriksaan awal memang mengindikasikan adanya kandungan darah pada sampel yang diambil. Namun, upaya untuk mengidentifikasi lebih lanjut melalui analisis DNA harus kandas karena sampel tersebut telah mengalami kerusakan yang parah.

"Pada swab yang diambil, memang terdapat darah. Akan tetapi, sayangnya tidak berhasil dianalisis lebih lanjut karena DNA-nya telah mengalami kerusakan," jelas Nicolas lebih lanjut.

Selain paralon, polisi juga melakukan investigasi terhadap sebuah baut yang ditemukan di sekitar lokasi kejadian. Namun, hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa baut tersebut tidak mengandung sedikit pun bercak darah yang dapat dianalisis.

"Satu buah baut yang ditemukan di sekitar lokasi tempat korban terjatuh telah dilakukan pemeriksaan DNA. Hasilnya menunjukkan bahwa baut tersebut tidak terdapat bercak darah," imbuhnya.

Dengan tidak adanya bukti yang mengarah pada tindak pidana, pihak kepolisian memutuskan untuk menghentikan penyelidikan kasus kematian Kenzha Ezra Walewengko. "Dari hasil penyelidikan, disimpulkan bahwa peristiwa ini bukanlah merupakan suatu tindak pidana. Oleh karena itu, penyelidikan akan dihentikan dan kami akan melengkapi administrasi penghentian penyelidikan," tegas Nicolas.

Kronologi Kejadian

Kasus ini bermula dari dugaan pengeroyokan yang dialami Kenzha di lingkungan kampus UKI. Berdasarkan keterangan saksi EFW (23), teman korban, pada Selasa (4/3/2025) sekitar pukul 16.30 WIB, ia bersama dua temannya sedang mengonsumsi minuman beralkohol jenis arak Bali.

Selang setengah jam kemudian, EFW berniat membeli minuman serupa dan bertemu dengan Kenzha di pintu keluar kampus. Kenzha kemudian bertanya kepada EFW mengenai tujuannya.

"Saksi menjawab, ‘mau beli arak Bali’. Kemudian saksi dan korban pergi bersama dengan berjalan kaki untuk membeli minuman di sebuah toko," terang Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, dalam keterangan resminya pada Jumat (7/3/2025).

Setelah membeli minuman keras, korban, EFW, dan teman-teman lainnya melanjutkan pesta minuman di taman perpustakaan UKI. Menjelang petang, sekitar pukul 18.00 WIB, terjadi percekcokan antara Kenzha dan seseorang yang belum diketahui identitasnya. EFW mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab pertikaian tersebut.

"Setelah itu, suasana kembali mereda. Saksi, korban, beserta teman-temannya kembali minum bersama," ujar Ade Ary.

Namun, pada pukul 19.30 WIB, percekcokan kembali terjadi. Petugas keamanan kampus yang melihat kejadian tersebut segera melakukan upaya untuk melerai kedua belah pihak.

"Ternyata korban tidak mengarah ke sepeda motor, melainkan ke arah pagar sambil berteriak dan mengoyak-oyak pagar sampai akhirnya korban terjatuh bersama dengan pagar ke arah depan," jelas Ade Ary.

Setelah terjatuh, seorang saksi mata yang tidak dikenal mengangkat Kenzha, yang saat itu sudah mengeluarkan darah dari wajah dan hidungnya. Korban kemudian dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit UKI untuk mendapatkan pertolongan medis.