Geopark Kebumen: Antara Kebanggaan Global dan Tantangan Pembangunan Berkelanjutan
Pengakuan UNESCO terhadap Geopark Kebumen sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark (UGGp) menjadi momentum penting bagi Indonesia. Penetapan ini, yang berlangsung dalam sidang di Paris pada bulan April 2025, menempatkan Geopark Kebumen, bersama dengan Geopark Meratus, dalam jajaran warisan geologi dunia. Namun, apresiasi ini membawa konsekuensi tanggung jawab besar untuk menjaga kelestarian alam dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Dr. Ir. Chusni Ansori, MT, Peneliti Ahli Utama BRIN Karangsambung, menekankan bahwa pengakuan UNESCO hanyalah langkah awal. Keberhasilan sebenarnya terletak pada kemampuan pengelola Geopark Kebumen, bersama seluruh pemangku kepentingan, untuk membuktikan komitmen mereka terhadap pelestarian lingkungan dan peningkatan kualitas hidup penduduk lokal. Lebih lanjut, Chusni menjelaskan bahwa status UGGp dapat dicabut jika tidak ada kemajuan signifikan dalam empat tahun mendatang.
Chusni juga menyoroti pentingnya pemahaman esensi geopark, terutama bagi generasi muda. Kebanggaan semata tanpa pemahaman mendalam tentang nilai-nilai geopark dinilai tidak akan berkelanjutan. Ia mendorong generasi muda untuk meningkatkan kompetensi di berbagai bidang dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan mereka untuk mendukung kemajuan Kebumen, khususnya di wilayah geopark. Generasi muda, sebagai calon pemimpin masa depan, memiliki peran krusial dalam pengelolaan geopark yang berkelanjutan.
Tantangan utama, menurut Chusni, adalah mengubah pola pikir para pemangku kepentingan di Kebumen. Konsep geopark berlandaskan pada pembangunan berkelanjutan yang mengintegrasikan konservasi warisan geologi, keanekaragaman hayati, dan budaya. Pembangunan ini diimplementasikan melalui tiga pilar utama: konservasi, edukasi, dan pengembangan ekonomi lokal.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Chusni menekankan perlunya penguatan kelembagaan badan pengelola geopark. Organisasi yang lincah dan penempatan individu dengan rekam jejak yang solid di bidang konservasi, budaya, pemberdayaan ekonomi, pariwisata berkelanjutan, penataan kawasan, dan networking menjadi kunci keberhasilan.
Selain itu, pengelola harus mampu menyusun program tahunan yang terstruktur dan terukur sebagai implementasi bertahap dari rencana induk geopark. Kalender acara pariwisata tahunan di berbagai lokasi, serta branding acara berbasis budaya bertaraf internasional, juga menjadi elemen penting dalam pengembangan geopark.
Edukasi berkelanjutan, dengan menciptakan tokoh-tokoh lokal yang mampu menerjemahkan konsep geopark ke dalam pengembangan desa wisata berkualitas, geoproduk/UMKM, geotrail/paket geowisata, dan model desa wisata percontohan berbasis geo/bio/culture site, juga sangat diperlukan. Meskipun data menunjukkan peningkatan signifikan jumlah wisatawan, pola wisata yang berkualitas masih perlu ditingkatkan. Pengembangan geotourism, eco-tourism, dan regenerative tourism menjadi solusi yang relevan.
Geopark sendiri merupakan wilayah yang memiliki warisan geologis yang signifikan, seperti formasi batuan, pegunungan, gua, ngarai, situs fosil, atau bentang alam kuno. Wilayah-wilayah ini menjadi saksi bisu sejarah, evolusi, dan iklim planet Bumi.