Menteri Pendidikan Soroti Kasus Keracunan Massal dalam Program Makan Bergizi Gratis

Kasus keracunan massal yang menimpa sejumlah siswa akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan utama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Menteri Abdul Mu'ti menyampaikan harapannya agar insiden ini menjadi bahan evaluasi menyeluruh bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program tersebut.

Abdul Mu'ti menekankan pentingnya perbaikan implementasi MBG guna mencegah terulangnya kejadian serupa, terutama yang berdampak negatif pada kesehatan anak-anak sekolah. "Mudah-mudahan ini bisa menjadi evaluasi dari pihak-pihak yang terkait. Mudah-mudahan ke depan dapat tetap disempurnakan dan terlaksana sebaik-baiknya," ujarnya di Gedung C1 KPK, Jakarta, Kamis (24/4/2025).

Lebih lanjut, Abdul Mu'ti menjelaskan bahwa secara struktural, program MBG berada di bawah koordinasi Badan Gizi Nasional (BGN). Namun, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif yang menjadi salah satu program prioritas pemerintah tersebut.

"Kami mendukung sepenuhnya program Makan Bergizi Gratis ini sebagai program prioritas Pak Presiden dan kalau ada masalah tentu itu bagian dari evaluasi kita bersama-sama," imbuh Mu'ti. Pernyataan ini menggarisbawahi komitmen pemerintah untuk memastikan keberhasilan program MBG sekaligus mengidentifikasi dan mengatasi setiap kendala yang muncul.

Serangkaian insiden keracunan yang terkait dengan program MBG telah terjadi di berbagai daerah sepanjang tahun 2025, seperti yang tercatat oleh berbagai media. Kasus-kasus tersebut meliputi wilayah Cianjur, Sukoharjo, hingga Bombana di Sulawesi Tenggara. Bahkan, kasus keracunan di Cianjur telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah puluhan siswa dari dua sekolah mengalami gejala keracunan makanan.

Di Bombana, Sulawesi Tenggara, sejumlah siswa dilaporkan mengalami muntah dan sakit perut setelah mengonsumsi ayam yang diduga telah basi. Menanggapi serangkaian kejadian ini, Kepala BGN Dadan Hindayana menyatakan bahwa kasus-kasus keracunan tersebut akan menjadi bahan evaluasi mendalam untuk perbaikan sistem pelaksanaan MBG ke depannya.

"Kejadian ini sebagai pembelajaran besar untuk perbaikan sistem (pelaksanaan MBG) ke depan," kata Dadan dalam keterangan persnya, Rabu (23/4/2025). Pernyataan ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam menanggapi masalah keracunan dan berupaya meningkatkan kualitas serta keamanan program MBG.

Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam evaluasi program MBG antara lain:

  • Pengawasan Ketat: Memperketat pengawasan terhadap kualitas bahan makanan dan proses pengolahan untuk mencegah penggunaan bahan-bahan yang tidak layak konsumsi atau berpotensi membahayakan kesehatan.
  • Standarisasi Menu: Menyusun standar menu yang memenuhi kebutuhan gizi anak-anak sekolah serta memastikan variasi makanan yang cukup agar tidak menimbulkan kebosanan.
  • Peningkatan Higienitas: Meningkatkan standar kebersihan dan sanitasi di seluruh rantai pasokan makanan, mulai dari penyimpanan hingga penyajian, untuk mencegah kontaminasi.
  • Pelatihan Petugas: Memberikan pelatihan yang memadai kepada petugas yang terlibat dalam program MBG mengenai penanganan makanan yang aman dan higienis.
  • Keterlibatan Masyarakat: Melibatkan masyarakat, termasuk orang tua siswa, dalam pengawasan dan evaluasi program MBG untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi.

Dengan evaluasi yang komprehensif dan tindakan perbaikan yang tepat, diharapkan program MBG dapat berjalan lebih efektif dan memberikan manfaat yang optimal bagi kesehatan dan gizi anak-anak sekolah di seluruh Indonesia.