Gethok Tular: Strategi Ampuh Tingkatkan Literasi Keuangan dan Perangi Judi Online di Yogyakarta?

Literasi Keuangan Gethok Tular, Jurus Baru Berantas Judi Online di Yogyakarta?

Anggota MPR RI, Yashinta Sekarwangi Mega, menggagas pendekatan inovatif dalam upaya memerangi judi online yang kian meresahkan masyarakat, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pendekatan ini bertumpu pada metode "gethok tular" yang berfokus pada peningkatan literasi keuangan masyarakat.

Yashinta mengungkapkan kekhawatirannya terkait rendahnya tingkat literasi keuangan di DIY, yang menurutnya menjadi salah satu faktor pendorong maraknya aktivitas judi online. Data menunjukkan bahwa baru 65,43% masyarakat DIY yang memiliki pemahaman keuangan memadai. Artinya, sekitar 34,57% atau 1,2 juta penduduk rentan terjerat dalam pusaran judi online.

Selama ini, program literasi keuangan umumnya dilakukan melalui sosialisasi massal yang dinilai kurang efektif dan cenderung memboroskan anggaran. Yashinta menawarkan solusi dengan mengadopsi metode "gethok tular", sebuah pendekatan yang memanfaatkan kekuatan komunikasi dari mulut ke mulut yang telah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat Nusantara.

Bagaimana Metode Gethok Tular Bekerja?

Inti dari metode ini adalah melatih para Ketua RT dan RW sebagai agen literasi keuangan. Mereka akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan dasar terkait pengelolaan keuangan yang bijak. Selanjutnya, para Ketua RT dan RW ini bertugas untuk menyebarkan informasi tersebut kepada warga di lingkungan masing-masing.

Implementasinya dapat dilakukan secara informal, misalnya saat kegiatan rutin seperti:

  • Kerja bakti
  • Arisan
  • Poskamling

Dengan cara ini, edukasi keuangan tidak terasa menggurui dan lebih mudah diterima oleh masyarakat. Pemerintah, dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bertugas memantau dan mengevaluasi efektivitas program yang dijalankan oleh para Ketua RT dan RW.

Mengapa Gethok Tular Efektif?

Yashinta meyakini bahwa "gethok tular" memiliki potensi besar karena sesuai dengan budaya tutur yang melekat pada masyarakat Indonesia. Metode ini memungkinkan penyampaian informasi secara personal dan kontekstual, sehingga lebih mudah dipahami dan diimplementasikan.

Andri, seorang warga Bangirejo, Yogyakarta, menyambut baik inisiatif ini. Ia mengakui bahwa judi online telah menjadi masalah serius di lingkungannya. Ia berharap, dengan peningkatan literasi keuangan, masyarakat dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan dan terhindar dari jeratan judi online.

Metode gethok tular diharapkan menjadi solusi inovatif dan berkelanjutan dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat dan memerangi judi online di Yogyakarta. Dengan memberdayakan komunitas lokal, program ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak orang dan memberikan dampak positif yang signifikan.