Kashmir Kembali Bergejolak: Insiden Pembantaian Turis Picu Ketegangan Lama India-Pakistan

Kashmir, wilayah Himalaya yang indah namun menyimpan bara konflik berkepanjangan antara India dan Pakistan, kembali menjadi sorotan dunia setelah insiden tragis pada Selasa (22/04). Serangan bersenjata yang menewaskan 26 wisatawan telah memicu kembali ketegangan yang telah berlangsung selama lebih dari tujuh dekade.

Konflik Kashmir berakar pada peristiwa pemisahan India dan pembentukan Pakistan pada tahun 1947. Kedua negara, yang kini memiliki senjata nuklir, telah terlibat dalam dua perang besar untuk memperebutkan wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Islam ini. Baik India maupun Pakistan mengklaim Kashmir secara penuh, namun hanya menguasai sebagian wilayahnya. Situasi semakin rumit dengan kehadiran Tiongkok yang juga mengelola sebagian kawasan Kashmir, menjadikan wilayah ini salah satu zona dengan konsentrasi militer tertinggi di dunia.

Akar Konflik: Sejarah Panjang Perebutan Kashmir

Setelah kemerdekaan India dan Pakistan dari Inggris pada 1947, penguasa Kashmir dihadapkan pada pilihan sulit: bergabung dengan India atau Pakistan. Maharaja Hari Singh, seorang pemimpin Hindu yang memerintah mayoritas Muslim, terjebak di antara kedua negara. Ketidakmampuannya untuk membuat keputusan segera memperburuk situasi.

Pada awalnya, Maharaja Hari Singh menandatangani perjanjian sementara dengan Pakistan untuk mempertahankan layanan transportasi dan publik. Namun, pada Oktober 1947, kelompok dari Pakistan menyerbu Kashmir, dipicu oleh laporan serangan terhadap penduduk Muslim dan frustrasi atas penundaan keputusan Hari Singh. Sang Maharaja kemudian meminta bantuan militer dari India.

Gubernur Jenderal India saat itu, Lord Mountbatten, mengusulkan agar Kashmir bergabung dengan India sementara waktu, sambil menunggu pemungutan suara untuk menentukan status akhir wilayah tersebut. Hari Singh setuju dan menandatangani kesepakatan yang menyerahkan kendali kebijakan luar negeri dan pertahanan Kashmir kepada India.

Akibatnya, pasukan India berhasil merebut dua pertiga wilayah Kashmir, sementara Pakistan menguasai sisanya di bagian utara. Pada tahun 1950-an, Tiongkok menduduki bagian timur Kashmir yang dikenal sebagai Aksai Chin, semakin memperumit peta konflik di wilayah tersebut.

Perselisihan yang Belum Usai

Perdebatan mengenai legalitas aksesi Kashmir ke India masih menjadi sumber ketegangan antara India dan Pakistan. India berkeras bahwa Hari Singh menandatangani perjanjian aksesi sebelum pasukan India memasuki Kashmir, sehingga melegitimasi kehadiran mereka. Sebaliknya, Pakistan berpendapat bahwa Maharaja tidak mungkin menandatangani perjanjian sebelum pasukan tiba, sehingga aksesi tersebut tidak sah.

Pakistan terus menuntut referendum untuk menentukan status Kashmir, mengacu pada resolusi PBB yang mendukung pemungutan suara yang diawasi oleh PBB. Namun, India berargumen bahwa warga Kashmir telah mengukuhkan aksesi ke India melalui partisipasi dalam pemilihan umum negara bagian dan nasional. India juga menekankan Perjanjian Simla tahun 1972, yang mewajibkan kedua negara untuk menyelesaikan masalah Kashmir secara bilateral.

Terlepas dari posisi India dan Pakistan, sebagian warga Kashmir menginginkan opsi ketiga: kemerdekaan. Opsi ini tidak dipertimbangkan oleh kedua negara.

Konflik Bersenjata dan Dampaknya

India dan Pakistan telah berperang dua kali memperebutkan Kashmir, yaitu pada tahun 1947-48 dan 1965. Setelah perang, kedua negara menetapkan garis gencatan senjata sebagai Garis Kendali (Line of Control/LoC) melalui Perjanjian Simla. Namun, kesepakatan ini tidak mencegah bentrokan di Gletser Siachen pada tahun 1999, yang berada di luar Garis Kendali.

Situasi di Kashmir semakin diperumit oleh pemberontakan yang dipimpin oleh militan Islam pada tahun 1989. India kemudian memberikan kewenangan tambahan kepada militer untuk menekan pemberontakan di bawah Undang-Undang Kekuatan Khusus Angkatan Bersenjata (AFSPA) yang kontroversial.

Momen Penting dalam Sejarah Kashmir

Berikut adalah beberapa momen penting yang membentuk sejarah Kashmir:

  • 1846: Pembentukan negara kepangeranan Kashmir.
  • 1947-1948: Maharaja Kashmir menandatangani perjanjian aksesi dengan India setelah serangan dari Pakistan. Perang pertama India-Pakistan terjadi.
  • 1949: Kashmir dibagi antara India dan Pakistan dengan garis gencatan senjata.
  • 1962: Tiongkok mengalahkan India dalam perang sengketa wilayah perbatasan Aksai Chin.
  • 1965: Perang India-Pakistan kedua berakhir dengan gencatan senjata.
  • 1972: Perjanjian Simla menetapkan Garis Kendali.
  • 1980-1990an: Pemberontakan Kashmir meningkat, menyebabkan puluhan ribu orang tewas.
  • 1999: Konflik Kargil antara India dan Pakistan.
  • 2008: Rute perdagangan lintas Garis Kendali dibuka.
  • 2010: Protes anti-India di Kashmir menyebabkan lebih dari 100 pemuda tewas.
  • 2015: BJP menjadi pemain politik utama di Jammu dan Kashmir.
  • 2019: Pemerintah India mencabut status otonomi khusus Jammu dan Kashmir.

Insiden pembantaian turis baru-baru ini menjadi pengingat bahwa konflik Kashmir masih jauh dari selesai. Upaya dialog dan diplomasi yang konstruktif sangat dibutuhkan untuk mencapai solusi damai dan berkelanjutan bagi wilayah yang telah lama menderita akibat kekerasan dan ketidakstabilan.