Basarnas Kaltim Tingkatkan Kesiapsiagaan di IKN dengan Pembentukan Unit SAR

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kalimantan Timur (Kaltim) mengambil langkah proaktif dalam mengantisipasi potensi kedaruratan di Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan merencanakan pendirian Unit Siaga SAR. Inisiatif ini merupakan respons strategis terhadap dinamika pembangunan IKN dan peningkatan risiko yang mungkin timbul seiring dengan perkembangan kota baru ini.

Kepala Basarnas Kaltim, Dody Setiawan, menjelaskan bahwa wilayah Kaltim, termasuk IKN, memiliki karakteristik geografis yang unik dengan dominasi perairan seperti sungai dan laut. Kondisi ini menjadikan kecelakaan perairan sebagai jenis kegawatdaruratan yang paling sering terjadi. Sungai Mahakam, sebagai contoh, dikenal memiliki arus bawah yang kuat dan menjadi jalur transportasi yang padat, meningkatkan risiko insiden seperti orang tercebur, tabrakan kapal, atau awak kapal yang jatuh ke air. Waktu penanganan yang cepat sangat krusial dalam situasi seperti ini, mengingat potensi bahaya yang mengancam nyawa.

Di IKN sendiri, risiko bencana alam seperti banjir dan tanah longsor menjadi perhatian utama, terutama di wilayah Sepaku. Pembangunan infrastruktur yang masif juga berpotensi menimbulkan kecelakaan konstruksi. Selain itu, peningkatan aktivitas masyarakat dan perekonomian di IKN diperkirakan akan meningkatkan potensi kecelakaan darat, khususnya di jalan tol yang sedang dibangun.

Keberadaan Unit Siaga SAR di IKN diharapkan dapat mempercepat respons terhadap kejadian darurat. Dody Setiawan mencontohkan, waktu tempuh dari Balikpapan ke IKN bisa mencapai 2 jam melalui jalur darat, sementara melalui jalur air hanya membutuhkan waktu 30 menit. Lokasi ideal untuk Unit Siaga SAR adalah di dekat sungai, sehingga perahu karet (RBB) dan peralatan penyelamatan air lainnya dapat diakses dengan cepat.

Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) telah dilakukan, dan pihak pemerintah daerah menyambut baik rencana ini dengan menjanjikan alokasi lahan yang strategis. Unit Siaga SAR akan diisi oleh minimal 10 rescuer, serta petugas pendukung untuk administrasi, dokumentasi, dan logistik.

Namun, Basarnas Kaltim menghadapi tantangan dalam hal keterbatasan personel. Saat ini, hanya terdapat 73 personel, dengan sekitar 35 rescuer yang bertugas di lapangan. Idealnya, dengan adanya IKN, dibutuhkan setidaknya 50 rescuer tambahan. Untuk mengatasi masalah ini, Basarnas Kaltim meningkatkan sinergi dengan potensi SAR lainnya, seperti BPBD, TNI, Polri, dan relawan masyarakat.

Kecepatan informasi juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan operasi SAR. Keterlambatan informasi dapat menghambat perencanaan dan pelaksanaan operasi penyelamatan. Oleh karena itu, Basarnas Kaltim berupaya meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat, agar informasi mengenai kejadian darurat dapat diterima dengan cepat.

Selain itu, Basarnas Kaltim juga mendapatkan tambahan peralatan, termasuk RBB yang ditempatkan di Pos Dermada Somber dan dua unit rescue car. Penambahan ini bertujuan untuk mendukung IKN sebagai pintu gerbang ibu kota baru, di mana aktivitas masyarakat dan potensi kedaruratan diperkirakan akan meningkat.

Pada tahun 2024, Basarnas Kaltim juga mendapatkan tambahan 30 personel baru melalui penerimaan ASN (PNS dan P3K), yang semuanya akan ditempatkan sebagai rescuer. Meskipun anggaran operasional tidak mengalami peningkatan signifikan, Basarnas Kaltim tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dan siaga 24 jam dalam menghadapi segala kemungkinan kedaruratan.