Kondisi Balita di Bima Memburuk Pasca-Diduga Malapraktik, Opsi Amputasi Mencuat

Pasangan suami istri, Andika dan Marlina, warga Desa Tambe, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, kini dilanda kecemasan mendalam terkait kondisi kesehatan buah hati mereka, Aruni. Balita berusia 1 tahun 2 bulan itu menghadapi kemungkinan amputasi pada salah satu tangannya, menyusul dugaan kuat adanya malapraktik yang terjadi saat penanganan medis awal di Puskesmas Bolo.

Kabar mengenai saran amputasi itu disampaikan oleh tim dokter dari Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB. Pertimbangan utama di balik rekomendasi tersebut adalah kekhawatiran akan penyebaran infeksi yang dialami Aruni ke organ tubuh lainnya. Andika, ayah dari Aruni, mengungkapkan betapa terpukulnya ia dan istri mendengar kabar tersebut. Mereka merasa berat untuk langsung menyetujui tindakan amputasi dan meminta waktu kepada pihak rumah sakit untuk mempertimbangkan keputusan tersebut.

Menurut keterangan Andika, Aruni telah menjalani perawatan intensif di RSUP NTB selama enam hari terakhir. Sayangnya, kondisi tangan Aruni belum menunjukkan perbaikan yang signifikan. Luka di tangan balita itu justru semakin membengkak dan mengalami perubahan warna menjadi kehitaman. Sebelumnya, Aruni sempat menjalani satu kali operasi di Bima, namun perawatan di RSUP NTB difokuskan pada observasi luka.

Kasus dugaan malapraktik ini bermula ketika Aruni dibawa ke Puskesmas Bolo pada tanggal 10 April 2025 karena mengalami batuk dan demam. Petugas medis di puskesmas kemudian memasang infus pada Aruni. Namun, tak lama setelah pemasangan infus, tangan Aruni mulai menunjukkan gejala pembengkakan. Meskipun telah dirawat selama tiga hari di Puskesmas Bolo, kondisi Aruni tidak membaik. Pembengkakan di tangannya semakin parah dan muncul nanah, sehingga ia dirujuk ke RSUD Sondosia. Karena kondisinya tak kunjung membaik, Aruni kemudian dirujuk ke RSUD Bima untuk menjalani operasi.

Kakek korban, Aidin, telah melaporkan dugaan malapraktik yang menimpa cucunya. Setelah menjalani operasi di RSUD Bima, pihak keluarga disarankan untuk membawa Aruni ke RSUP NTB guna memastikan fungsi jari-jari tangannya.

Berikut adalah kronologi perawatan Aruni:

  • 10 April 2025: Aruni dibawa ke Puskesmas Bolo karena batuk dan demam.
  • Pemasangan Infus: Tangan Aruni membengkak setelah pemasangan infus.
  • Tiga Hari Dirawat: Kondisi Aruni memburuk, dirujuk ke RSUD Sondosia.
  • Dirujuk ke RSUD Bima: Menjalani operasi.
  • Dirujuk ke RSUP NTB: Untuk memastikan fungsi jari-jari.