Vatikan Bersiap: Daftar Kandidat Kuat Pengganti Paus Fransiskus Setelah Wafat

Dunia Katolik berduka atas wafatnya Paus Fransiskus pada tanggal 21 April 2025, di usia 88 tahun. Vatikan mengumumkan bahwa Paus Fransiskus menghembuskan nafas terakhir akibat komplikasi dari pneumonia, stroke, dan gagal jantung. Upacara pemakaman dijadwalkan pada 26 April 2025 di Basilika Santa Maria Maggiore, dan setelahnya, Vatikan akan memulai proses pemilihan Paus baru yang akan meneruskan kepemimpinan spiritual bagi jutaan umat Katolik di seluruh dunia. Beberapa nama telah muncul sebagai kandidat potensial, berasal dari berbagai benua termasuk Asia, Afrika, Amerika, dan Eropa.

Sejumlah tokoh penting dalam Gereja Katolik telah dipertimbangkan sebagai calon pengganti Paus Fransiskus. Proses pemilihan ini, yang dikenal dengan istilah "Papabile", akan melibatkan para kardinal dari seluruh dunia. Berikut adalah beberapa nama yang mencuat:

  • Kardinal Pietro Parolin: Sekretaris Negara Vatikan berusia 70 tahun ini adalah sosok yang dekat dengan Paus Fransiskus. Dikenal karena perannya dalam diplomasi Vatikan, termasuk upayanya menjalin dialog dengan negara-negara yang memiliki hubungan sulit dengan Tahta Suci. Fasih dalam berbagai bahasa, Parolin dianggap sebagai tokoh moderat yang dapat diterima oleh berbagai kalangan di dalam Gereja.

  • Kardinal Pierbattista Pizzabala: Uskup Agung Latin Yerusalem berusia 60 tahun ini memiliki pengalaman mendalam dalam dialog antaragama di Timur Tengah. Kemampuannya berbahasa Ibrani dan pengalamannya di wilayah konflik menjadikannya kandidat yang menarik.

  • Kardinal Luis Antonio Tagle: Kardinal asal Filipina berusia 67 tahun ini dikenal karena komitmennya terhadap keadilan sosial dan perhatiannya pada kaum miskin. Tagle memiliki reputasi sebagai sosok yang berani menyuarakan pendapatnya, termasuk dalam isu-isu hak asasi manusia.

  • Kardinal Peter Turkson: Kardinal asal Ghana berusia 76 tahun ini dikenal atas advokasinya terhadap keadilan, pelestarian lingkungan, dan ekonomi yang berkelanjutan. Pengalamannya bekerja di bawah Paus Benediktus XVI dan Paus Fransiskus memberikan wawasan yang luas tentang dinamika internal Vatikan. Ia dikenal menjunjung tinggi ajaran-ajaran tradisional gereja dan pendukung kuat transparansi serta hak asasi manusia.

  • Kardinal Matteo Zuppi: Uskup Agung Bologna berusia 69 tahun ini mencerminkan pandangan Paus Fransiskus dalam membela kaum miskin dan terpinggirkan. Pengalamannya dalam melayani masyarakat miskin dan migran di Bologna membuatnya dikenal sebagai "Don Matteo" di kalangan akar rumput.

  • Kardinal Fridolin Ambongo Besungu: Uskup Agung Kinshasa (Kongo) berusia 64 tahun ini dikenal dekat dengan Paus Fransiskus dan merupakan anggota Dewan Kardinal. Meskipun demikian, ia pernah berbeda pendapat dengan Paus Fransiskus mengenai isu-isu tertentu.

  • Kardinal Mykola Bychok: Kardinal ini berasal dari Australia.

  • Kardinal Peter Erdo: Kardinal Hongaria berusia 72 tahun ini adalah seorang ahli hukum kanon yang dihormati. Dikenal sebagai sosok konservatif yang menjunjung tinggi ajaran-ajaran tradisional Gereja Katolik. Ia juga dikenal sebagai diplomat yang handal dan memiliki jaringan luas di kalangan umat Katolik di berbagai belahan dunia.

  • Anders Arborelius: Kardinal Katolik pertama di Swedia. Ia memeluk agama Katolik pada usia 20 tahun.

  • Kardinal Jean-Marc Aveline: Berusia 66 tahun, ia terkenal dengan dukungannya terhadap penduduk migran.

  • Kardinal Joseph Tobin: Kardinal dengan pengaruh besar di Amerika Serikat (AS).

  • Kardinal Juan Jose Omella: Kardinal asal Spanyol ini mendapat gelar kardinal setahun setelah diberi gelar uskup agung.

  • Kardinal Mario Grech: Awalnya dianggap konservatif, Grech kini menjadi sosok terdepan dalam mendorong reformasi yang diinisiasi Paus Fransiskus.

Proses konklaf untuk memilih Paus baru akan dimulai 15 hingga 20 hari setelah wafatnya Paus Fransiskus. Para kardinal akan berkumpul di Vatikan untuk melakukan pemungutan suara rahasia hingga terpilih seorang Paus baru.