Impian Cirebon Setara Yogyakarta Terbentur Realita: Gedung Kesenian Merana
Gagasan untuk mentransformasi Cirebon menjadi replika Yogyakarta di Jawa Barat, yang diusung oleh mantan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bak gayung bersambut dengan potensi wisata yang dimiliki wilayah tersebut. Namun, cita-cita mulia ini terbentur pada realitas pahit, yakni kondisi infrastruktur pendukung seni dan budaya yang memprihatinkan.
Gedung Kesenian yang terletak di kawasan Bima, Kota Cirebon, menjadi representasi nyata dari permasalahan ini. Bangunan yang seharusnya menjadi pusat kreativitas dan ekspresi seni bagi masyarakat, khususnya generasi muda dan pelajar, justru tampak kumuh dan tidak terawat. Kerusakan merajalela, mulai dari plafon yang jebol hingga cat yang mengelupas. Lumut menghiasi hampir seluruh sudut bangunan, menambah kesan suram dan tidak layak.
Kondisi ini sangat disayangkan, mengingat peran vital Gedung Kesenian sebagai wadah bagi berbagai kegiatan seni dan pertunjukan. Anak-anak muda dan pelajar kerap memanfaatkan tempat ini untuk berlatih dan mengembangkan bakat mereka. Namun, dengan kondisi yang ada, aktivitas tersebut menjadi kurang nyaman dan tidak optimal.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya, mengakui bahwa Gedung Kesenian Rarasantang memang sudah lama berdiri dan mengalami kerusakan di berbagai bagian. Keterbatasan anggaran menjadi kendala utama dalam melakukan perbaikan secara menyeluruh. Saat ini, pihaknya baru mampu memperbaiki fasilitas toilet.
"Gedung (kesenian) Rarasantang itu memang bangunan yang sudah cukup lama dan sudah terjadi kerusakan di sana-sini. Mungkin memang kerusakannya berat," ujar Agus Sukmanjaya.
Untuk merenovasi Gedung Kesenian secara komprehensif, dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Disbudpar Kota Cirebon telah mengusulkan anggaran sebesar Rp500 juta dalam perubahan anggaran tahun ini untuk memperbaiki plafon, instalasi, dan bagian-bagian penting lainnya. Tujuannya adalah agar Gedung Kesenian dapat kembali dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat.
Sebelumnya, pada tahun 2020, Disbudpar juga telah mengusulkan bantuan anggaran ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk perbaikan Gedung Kesenian Rarasantang. Kajian dan Detail Engineering Design (DED) telah disiapkan. Namun, hingga saat ini, belum ada kepastian terkait realisasi bantuan tersebut. Meski demikian, berbagai upaya terus dilakukan untuk mencari solusi terbaik demi menghidupkan kembali Gedung Kesenian Rarasantang.
Berikut rincian kerusakan yang terjadi:
- Plafon jebol di beberapa titik.
- Cat mengelupas di berbagai bagian dinding.
- Lumut menutupi hampir seluruh permukaan bangunan.
- Fasilitas toilet yang tidak memadai.
- Instalasi listrik yang perlu diperbaiki.
Harapan besar kini berada di pundak Pemerintah Kota Cirebon untuk segera mengambil langkah konkret dalam memperbaiki Gedung Kesenian Rarasantang. Revitalisasi Gedung Kesenian bukan hanya sekadar memperbaiki fisik bangunan, tetapi juga menghidupkan kembali denyut nadi seni dan budaya di Kota Cirebon, serta mewujudkan impian untuk menjadikan Cirebon sebagai Yogyakarta-nya Jawa Barat.