Bank Sampah Pulau Kelapa Memprihatinkan: Menanti Uluran Tangan di Tengah Terpaan Cuaca Ekstrem
Kondisi memprihatinkan dialami oleh salah satu bank sampah yang berlokasi di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu. Bangunan yang seharusnya menjadi garda depan pengelolaan sampah di wilayah tersebut justru tampak rapuh dan membutuhkan perhatian serius.
Bangunan bank sampah ini didirikan oleh Dinas Lingkungan Hidup (LH) enam tahun silam. Terletak di tepi pantai, konstruksinya didominasi oleh material sederhana seperti bambu, kayu, dan seng. Seiring berjalannya waktu, bangunan tersebut mengalami kerusakan yang cukup signifikan. Pantauan di lokasi menunjukkan atap bangunan yang bocor. Kondisi ini menyebabkan area dalam bangunan menjadi basah ketika hujan tiba, mengganggu aktivitas pengelolaan sampah.
Selain masalah atap, sekretariat bank sampah juga tidak memiliki jendela yang memadai. Seng yang seharusnya berfungsi sebagai penutup jendela tampak pecah dan rusak, membuat angin laut bebas masuk ke dalam ruangan. Kondisi ini tentu membuat tidak nyaman para pengurus bank sampah yang bertugas setiap hari.
Ketua bank sampah, Nuryanah, mengungkapkan kekhawatirannya mengenai kondisi bangunan tersebut. Ia menjelaskan bahwa cuaca ekstrem seperti angin kencang, hujan deras, dan badai seringkali menghambat operasional bank sampah. Bahkan, ia khawatir bangunan tersebut akan hancur jika terus-menerus diterpa angin laut.
"Gedung kita kalau kena angin itu hancur tinggal kenangan, dindingnya pun enggak ada," ungkap Nuryanah menggambarkan betapa rentannya bangunan bank sampah tersebut.
Nuryanah berharap agar pemerintah daerah atau pihak terkait dapat segera memberikan bantuan untuk memperbaiki bangunan bank sampah. Perbaikan ini sangat penting agar aktivitas pengelolaan sampah dapat terus berjalan dengan lancar, meskipun di tengah kondisi cuaca yang kurang mendukung. Ia juga memiliki visi untuk meningkatkan partisipasi warga Pulau Kelapa Dua dalam program bank sampah. Saat ini, baru sekitar 106 dari 166 kepala keluarga (KK) yang terdaftar sebagai anggota bank sampah.
Untuk mewujudkan visinya, Nuryanah tidak hanya mengandalkan dukungan dari Dinas LH. Ia juga menjalin kolaborasi dengan Wahana Visi melalui program PHINLA Fase 2 periode 2024-2027. Program ini didukung oleh pemerintah Jerman dan bertujuan untuk meningkatkan mekanisme pengolahan sampah berkelanjutan berbasis komunitas.