Program Makan Bergizi Gratis Terus Dievaluasi Pasca Kasus Keracunan
Badan Gizi Nasional (BGN) terus melakukan evaluasi terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) meskipun sejumlah kasus keracunan makanan dilaporkan terjadi di berbagai daerah. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyatakan bahwa evaluasi berjalan positif dengan data yang menunjukkan tingkat kejadian keracunan berada di angka 0,5 persen.
Dadan menegaskan bahwa BGN menargetkan penurunan angka keracunan hingga nol persen melalui evaluasi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dapur MBG, dan pihak terkait lainnya. Selain evaluasi, BGN juga mengintensifkan pelatihan dan penyegaran bagi para penjamah makanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Kasus keracunan siswa setelah mengonsumsi MBG dilaporkan terjadi di beberapa lokasi sepanjang tahun 2025, seperti di Cianjur, Bombana, Batang, Waingapu, Pandeglang, dan Sukoharjo. Bahkan, kasus keracunan MBG di Cianjur ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) karena menyebabkan 78 siswa dari dua sekolah mengalami gejala keracunan.
Menurut Dadan, keracunan massal di Cianjur disebabkan oleh penggunaan wadah makanan (food tray) berbahan plastik. Ia menekankan pentingnya mengganti wadah makanan dengan bahan yang lebih aman. Selain itu, Dadan juga meminta kepala SPPG Cianjur untuk memisahkan alur proses masuk dan keluar barang guna mencegah kontaminasi.
Berikut adalah beberapa langkah yang diambil untuk menekan angka keracunan :
- Penggantian wadah makanan plastik (food tray)
- Pemisahan alur proses masuk dan keluar barang
- Intensifikasi pelatihan dan penyegaran penjamah makanan
BGN berharap langkah-langkah ini dapat meminimalkan risiko keracunan dan memastikan program MBG berjalan aman dan efektif.