Motivasi Penyandang Disabilitas Ikuti UTBK di UNS: Mengejar Mimpi dan Menginspirasi Sesama
Semangat Pantang Menyerah: Kisah Peserta Disabilitas di UTBK UNS
Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menjadi saksi bisu semangat juang para peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT), termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik. Di balik hiruk pikuk ujian, tersembunyi kisah-kisah inspiratif tentang mimpi, harapan, dan keinginan untuk berkontribusi bagi masyarakat.
Muhammad Ulil Anwar, seorang peserta tunanetra asal Pemalang, Jawa Tengah, menjadi salah satu contohnya. Dengan tekat membara, Ulil memilih Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) di UNS sebagai gerbang menuju cita-citanya. Ia ingin mendedikasikan diri untuk mensejahterakan teman-teman sesama penyandang disabilitas.
"Saya ingin memiliki kontribusi kepada teman-teman tunanetra," ujarnya dengan penuh semangat. Ulil terinspirasi oleh gurunya, seorang tunanetra yang tak hanya mengajarinya di kelas, tetapi juga menjadi sahabat di luar sekolah. Sosok inspiratif inilah yang mendorongnya untuk menjadi guru dan membantu orang lain meraih mimpi.
Kisah serupa datang dari Shelvy Eightiarini, peserta asal Karanganyar, Jawa Tengah. Shelvy memilih Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK) karena ingin menjadi seorang psikolog. Ia bercita-cita menjadi konselor atau guru yang mampu membimbing siswa-siswi menjadi pribadi yang lebih baik.
"Saya disarankan mengambil Prodi BK. Saya ingin sebagai konselor atau guru. Biar bisa membimbing siswa-siswi untuk lebih baik," ungkapnya.
Peningkatan Peserta UTBK dan Fasilitas yang Memadai
Rektor UNS, Hartono, menyampaikan bahwa jumlah peserta UTBK 2025 mengalami peningkatan sebesar 5,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Total peserta mencapai 31.490 orang, menunjukkan antusiasme yang tinggi dari para calon mahasiswa.
UTBK dilaksanakan dalam dua sesi, pagi dan siang, dengan total 1.585 komputer yang disediakan per sesi. UNS juga memberikan perhatian khusus kepada peserta penyandang disabilitas. Tercatat ada enam peserta tunanetra, tiga peserta tunarungu, dan satu peserta tunadaksa yang mengikuti UTBK.
Kehadiran para peserta disabilitas ini menjadi bukti bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih pendidikan tinggi. Dengan semangat pantang menyerah dan dukungan dari berbagai pihak, mereka membuktikan bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk menggapai cita-cita.
UTBK di UNS bukan hanya sekadar ujian, tetapi juga panggung bagi kisah-kisah inspiratif yang mengajarkan tentang ketekunan, harapan, dan pentingnya memberikan kontribusi bagi sesama.