Raihaanun Ungkap Pengalaman Ekstrem Syuting 'Angkara Murka': Dari Terik Matahari Hingga Ancaman Merapi
Raihaanun Ungkap Pengalaman Ekstrem Syuting 'Angkara Murka': Dari Terik Matahari Hingga Ancaman Merapi
Film horor psikologis 'Angkara Murka' menjadi tantangan baru bagi Raihaanun. Aktris yang dikenal dengan perannya dalam film-film drama ini, harus keluar dari zona nyaman dan beradaptasi dengan metode syuting yang serba alami. Dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Raihaanun menceritakan pengalamannya yang unik dan menantang selama proses produksi.
"Ini tantangan banget karena semuanya dibuat se-organik mungkin," ungkap Raihaanun. "Tanpa makeup, set lokasi yang benar-benar mendukung karakter. Set ini justru jadi pembuka jalan untuk lebih mendalami karakter."
Selain tuntutan fisik dan mental, Raihaanun juga harus fasih berbahasa Jawa. Ia mendapatkan bimbingan langsung dari sutradara Eden Junjung untuk memastikan dialognya terdengar autentik.
"Mas Eden Junjung langsung mengasah kami sebagai pemain," jelas Raihaanun. "Tidak ada perantara. Ada proses reading, kami berulang-ulang mengucapkan dialog, sampai terdengar seperti orang Jawa sungguhan sebelum pengambilan gambar."
Bagi Simhala Avadana, yang berperan sebagai mandor tambang bernama Lukman, tantangan berbahasa Jawa menjadi kendala utama. Aktor yang besar di Jakarta ini mengaku harus melakukan riset dengan mendengarkan dialek Jawa di angkringan.
"Baru banget buat gue," kata Simhala. "Gue disarankan nongkrong di angkringan, dengar dialeknya. Mas Eden bilang, jangan play to heart kalau ngomong Jawa, biar nggak cringe. Itu kedalaman secara kultural."
Kekuatan film ini juga terletak pada chemistry antara Raihaanun dan Aksara Dena, yang berperan sebagai pasangan suami istri. Keduanya berhasil membangun hubungan yang natural di depan kamera.
"Kalau buat saya, chemistry itu antara ada dan nggak ada aja," ujar Raihaanun. "Tapi ketemu Mas Dena, ngobrol, ya nggak ada kesulitan. Kita ngobrol santai aja, dari situ jadi nggak kesulitan saat beradegan."
Syuting di lokasi tambang dan hutan memberikan pengalaman ekstrem yang justru memperkuat penjiwaan karakter para pemain.
"Semuanya, setiap hari sangat menarik," cerita Raihaanun. "Benar-benar matahari itu hanya beberapa jengkal di atas kepala kita."
Simhala menambahkan, "Siang panas banget. Malam-malam dikejutkan Gunung Merapi ngeluarin lahar beneran. Ada juga yang syuting di hutan. Gua banyak nanya ke Haanun dan Dena."
Kondisi alam yang keras, menurut Raihaanun, justru memberikan dampak positif bagi karakter yang mereka perankan.
"Uniknya, itu yang membuat karakternya semakin jadi," jelas Raihaanun. "Melihat itu bukan sebagai kesulitan, tapi justru alam meng-embrace kita saat syuting."
Sutradara Eden Junjung menjelaskan bahwa film ini terinspirasi dari pengalamannya tumbuh besar di kaki gunung yang dianggap angker, namun ternyata menjadi lokasi penambangan ilegal.
"Saya tumbuh di kaki gunung yang katanya dihuni setan, tapi seiring waktu saya sadar, ketakutan itu sengaja ditanamkan untuk membungkam," kata Eden Junjung. "Lereng yang dibilang angker, ternyata jadi ladang tambang ilegal. Itulah horor yang sebenarnya."
Produser Ifa Isfansyah menambahkan bahwa 'Angkara Murka' merupakan langkah berani Forka Films ke genre horor setelah sukses dengan film-film drama sebelumnya.
"Lewat film ini, kami menggabungkan teror, emosi, dan kritik sosial dalam satu pengalaman sinematik yang berbeda," ujar Ifa. "Ceritanya dekat dengan realitas, tapi bicara dalam bahasa film yang bisa dinikmati siapa saja."
'Angkara Murka' mengisahkan tentang Ambar (Raihaanun), seorang ibu muda yang mencari suaminya yang hilang di sebuah tambang pasir. Dalam pencariannya, ia harus menghadapi teror kekuasaan yang rakus, praktik tumbal, dan makhluk gaib yang menghuni tanah tersebut. Bersama Lukman (Simhala Avadana), Ambar berjuang mengungkap rahasia kelam yang tersembunyi di dalam tambang.
Film ini akan tayang perdana secara internasional di Far East Film Festival (FEFF) 2025 di Udine, Italia, pada 30 April 2025 dan akan bersaing untuk meraih penghargaan White Mulberry Award for Best Debut Feature. 'Angkara Murka' dijadwalkan rilis di bioskop-bioskop Indonesia pada 22 Mei 2025.