Stadion BJ Habibie Menuai Kritik: Munster Kenang Protes Doll, Sorot Infrastruktur Liga 1
Stadion BJ Habibie Menuai Kritik: Munster Kenang Protes Doll, Sorot Infrastruktur Liga 1
Paul Munster, pelatih Persebaya Surabaya, baru-baru ini menyoroti kondisi Stadion BJ Habibie di Parepare, Sulawesi Selatan, yang akan menjadi tuan rumah pertandingan PSM Makassar melawan Persebaya pada Jumat (7/3/2025). Pengalamannya itu mengingatkannya pada protes keras yang dilontarkan Thomas Doll, mantan pelatih Persija Jakarta, terhadap sejumlah permasalahan dalam sepak bola Indonesia. Kritik pedas Doll, yang sempat menjabat sebagai pelatih Persija dari tahun 2022 hingga 2024, terhadap berbagai aspek, termasuk infrastruktur, masih membekas di ingatan Munster.
Munster mengungkapkan kekecewaannya terhadap kondisi stadion yang menurutnya belum memenuhi standar Liga 1. Ia menceritakan pengalaman timnya saat tiba di stadion: "Kami tiba di stadion dan harus menunggu di bus, tempat ini tampaknya belum siap," ujarnya. Ia mengungkapkan sejumlah kekurangan yang dihadapinya, termasuk ketidakadaan pendingin ruangan (AC) di ruang ganti, kualitas udara yang buruk karena asap rokok, dan kondisi stadion yang masih tampak dalam proses renovasi. "Sangat sulit untuk bernapas di sini. Tanpa AC, hanya asap rokok, dan saat keluar ke lapangan, terasa seperti masih ada proses renovasi," tambahnya. Kondisi ini, menurut Munster, sangat mempersulit para pemain untuk berganti pakaian dan mempersiapkan diri untuk bertanding. Kondisi yang jauh dari ideal untuk kompetisi sebesar Liga 1.
Kritik Munster terhadap Stadion BJ Habibie ini mengundang pertanyaan mengenai kesiapan infrastruktur sepak bola di Indonesia, sebuah isu yang juga menjadi sorotan Thomas Doll selama masa kepemimpinannya di Persija. Doll, yang dikenal dengan kritiknya yang tajam terhadap PSSI dan berbagai kebijakannya, seringkali menyuarakan keprihatinannya tentang kurangnya standar di berbagai fasilitas sepak bola nasional. Ia bahkan sempat berkonflik dengan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, karena perbedaan pandangan mengenai manajemen pemain dan jadwal pertandingan. Kepergian Doll dari Indonesia pada Juni 2024, meski kontraknya masih tersisa, menunjukkan betapa kuatnya ketidakpuasannya terhadap kondisi sepak bola di Tanah Air.
Pernyataan Munster seolah menjadi gema dari protes-protes yang pernah dilontarkan oleh Doll. Keduanya, walaupun dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda, menunjukkan adanya permasalahan yang sama yang perlu diatasi untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia. Permasalahan ini tidak hanya sebatas pada masalah teknis di lapangan, tetapi juga mencakup perencanaan infrastruktur dan pengelolaan kompetisi yang lebih baik. Munster, yang telah malang melintang di berbagai klub, menunjukkan bahwa masalah infrastruktur masih menjadi kendala utama dalam upaya memajukan sepak bola Indonesia. Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari PT LIB terkait kemungkinan pemindahan pertandingan tersebut akibat protes dari pihak Persebaya.
Persebaya saat ini berada di posisi ketiga klasemen sementara Liga 1 dengan 44 poin, sementara PSM Makassar berada di posisi di bawahnya dengan selisih empat poin. Pertandingan di Stadion BJ Habibie akan menjadi laga penting bagi kedua tim dalam perebutan posisi di papan atas klasemen. Pertandingan ini juga menjadi sorotan karena memperlihatkan secara nyata kondisi infrastruktur sepak bola Indonesia yang masih membutuhkan perbaikan signifikan untuk menunjang kualitas kompetisi Liga 1.
Catatan: Informasi terkait posisi klasemen dan poin kedua tim di atas merupakan data pada saat berita ditulis.