Pupuk Indonesia Gencar Jaga Asa Ketahanan Pangan Global di Kancah Internasional
Dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan global yang semakin kompleks, PT Pupuk Indonesia (Persero) mengambil langkah proaktif dengan berpartisipasi aktif dalam International Fertilizer Conference 2025 di Bali. Konferensi ini, sebagai forum industri pupuk terbesar di Asia, menjadi wadah penting bagi para pelaku usaha, asosiasi, dan pemerintah dari berbagai negara untuk berdiskusi dan mencari solusi bersama.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menekankan bahwa forum ini bukan sekadar ajang pertemuan, melainkan platform strategis untuk memperkuat kolaborasi lintas negara. Krisis pangan global, disrupsi rantai pasok, dan perubahan iklim menjadi tantangan nyata yang membutuhkan solusi komprehensif dan terkoordinasi. Melalui forum ini, Pupuk Indonesia berupaya membangun jejaring yang kuat, mempererat kerja sama, dan memantapkan posisi strategis Indonesia di kancah regional.
Sebagai salah satu produsen pupuk terbesar di dunia, menduduki peringkat ke-6, Pupuk Indonesia menyadari tanggung jawabnya untuk tidak hanya menjaga ketahanan pangan nasional, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas pasokan pupuk regional. Stabilitas rantai pasok dan visi bersama menjadi kunci utama dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Dengan visi menjadi perusahaan agrosolusi dan petrokimia terintegrasi berkelas dunia, Pupuk Indonesia terus berinovasi dan mengembangkan kapasitas produksinya. Saat ini, perusahaan mengoperasikan lima kawasan industri pupuk dengan total kapasitas produksi tahunan mencapai 9,4 juta ton urea dan 4 juta ton NPK. Produksi ini tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga membuka peluang hilirisasi petrokimia di Indonesia.
Penguatan pasokan bahan baku pupuk menjadi fokus utama Pupuk Indonesia dalam mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. Mengingat keterbatasan sumber daya dalam negeri untuk memenuhi seluruh kebutuhan pupuk, terutama fosfat dan potash, Pupuk Indonesia aktif menjalin dialog dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang aman. Hal ini menjadi bagian penting dari strategi swasembada pangan yang diusung perusahaan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pupuk Indonesia terus memperluas kemitraan strategis di tingkat regional dan global, serta mempercepat pembangunan fasilitas produksi di dalam negeri. Upaya ini bertujuan untuk menjaga keamanan pasokan bahan baku (feedstock security) dan menjamin ketersediaan serta keterjangkauan pupuk bagi petani. Dengan demikian, produktivitas pertanian dapat ditingkatkan secara menyeluruh.
Program modernisasi industri juga menjadi prioritas Pupuk Indonesia. Revitalisasi Pabrik Pusri IIIB dan revamping pabrik Amonia PKT II bertujuan untuk meningkatkan efisiensi energi dan kapasitas produksi. Selain itu, pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) pabrik pupuk di Fakfak, Papua Barat, menjadi langkah konkret untuk memperkuat distribusi pupuk di wilayah timur Indonesia.
Langkah-langkah strategis yang diambil Pupuk Indonesia tidak hanya meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri pupuk, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai hub strategis dalam rantai pasok pupuk regional, mencakup wilayah Asia Tenggara hingga Timur Tengah dan Afrika Utara. Seluruh inisiatif ini membuka peluang kemitraan global untuk mewujudkan industri pupuk dan petrokimia yang lebih ramah lingkungan, tangguh, dan inklusif.
Inisiatif Pupuk Indonesia mencerminkan komitmen kuat dalam mendukung ketahanan pangan global, memastikan ketersediaan pupuk yang terjangkau bagi petani, dan mendorong praktik pertanian yang berkelanjutan. Dengan terus berinovasi dan berkolaborasi, Pupuk Indonesia siap menghadapi tantangan masa depan dan berkontribusi pada terciptanya sistem pangan yang lebih aman, adil, dan berkelanjutan.
Inisiatif Pupuk Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan:
- Partisipasi aktif dalam forum internasional.
- Penguatan kolaborasi lintas negara.
- Peningkatan kapasitas produksi pupuk.
- Penguatan pasokan bahan baku pupuk.
- Modernisasi industri pupuk.
- Ekspansi ke wilayah timur Indonesia.
- Kemitraan global untuk industri pupuk yang lebih hijau.