Mekanisme Alergi Makanan: Penjelasan Medis dan Daftar Pemicu Umum

Alergi makanan, sebuah kondisi yang mempengaruhi individu dari berbagai kelompok usia, seringkali dianggap enteng. Namun, reaksi alergi dapat bervariasi dari ketidaknyamanan ringan hingga situasi yang mengancam jiwa. Reaksi yang muncul bisa berupa gatal-gatal hingga syok anafilaksis yang berbahaya.

Dr. Rizki Azaria, MMR, menjelaskan bahwa alergi adalah respons imun yang berlebihan terhadap zat asing, yang disebut alergen. Alergen ini dapat ditemukan dalam makanan, kosmetik, debu, polusi, atau obat-obatan tertentu. Alergi makanan atau hipersensitivitas makanan adalah reaksi abnormal terhadap makanan tertentu, yang mungkin timbul setelah paparan alergen dalam jumlah besar atau paparan berulang.

Bagaimana Alergi Makanan Terjadi?

Sistem kekebalan tubuh, dalam keadaan normal, melindungi tubuh dari ancaman seperti virus dan bakteri. Namun, pada individu dengan alergi makanan, sistem ini salah mengidentifikasi zat dalam makanan sebagai ancaman. Hal ini memicu produksi antibodi Imunoglobulin E (IgE), yang selanjutnya melepaskan histamin. Histamin inilah yang menyebabkan gejala alergi seperti ruam, gatal, mual, dan masalah pernapasan.

Cleveland Clinic mencatat bahwa beberapa makanan yang paling umum memicu alergi meliputi susu, telur, ayam potong, kacang tanah, kacang pohon (seperti kenari), ikan, kerang, gandum, dan kedelai. Selain bahan alami, zat tambahan dalam makanan juga dapat memicu reaksi alergi, seperti:

  • Monosodium glutamat (MSG)
  • Sodium nitrat
  • Butylated hydroxyanisole (BHA)
  • Butylated hydroxytoluene (BHT)
  • Fruktosa
  • Aspartam
  • Propyl gallate
  • Natrium benzoat
  • Tartrazine (pewarna makanan kuning)

Dr. Rizki menambahkan, "Seseorang mungkin mentolerir sejumlah kecil alergen tanpa reaksi. Namun, ketika ambang toleransi terlampaui, reaksi alergi akan muncul."

Anafilaksis: Reaksi Alergi yang Mengancam Nyawa

Pada beberapa orang, alergi dapat menyebabkan anafilaksis, reaksi yang sangat parah dan berpotensi fatal. Gejala anafilaksis meliputi:

  • Kesulitan bernapas
  • Rasa tercekat atau pembengkakan di tenggorokan
  • Detak jantung cepat
  • Penurunan tekanan darah
  • Pusing atau kehilangan kesadaran

American Academy of Allergy, Asthma & Immunology (AAAAI) menyatakan bahwa risiko anafilaksis lebih tinggi pada individu dengan riwayat asma, remaja, dan mereka yang terlambat mendapatkan epinefrin saat gejala alergi muncul.

Pencegahan dan Penanganan Alergi Makanan

Pencegahan alergi makanan melibatkan identifikasi pemicu alergi. Langkah-langkah penting termasuk membaca label makanan dan bertanya tentang kandungan makanan saat makan di luar. Penderita alergi berat disarankan membawa autoinjektor epinefrin (EpiPen) saat bepergian. Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda menunjukkan gejala anafilaksis, segera cari pertolongan medis darurat.