Prabowo Subianto Kirim Jokowi ke Vatikan: Upaya Strategis Redam Potensi Dualisme Kepemimpinan?

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengambil langkah signifikan dengan menugaskan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta sejumlah pejabat kabinet untuk menghadiri upacara pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan. Langkah ini memicu berbagai interpretasi, terutama dikaitkan dengan upaya meredam isu potensi munculnya dualisme kepemimpinan atau yang dikenal dengan istilah "matahari kembar".

Agung Baskoro, Direktur Eksekutif Trias Politika, menganalisis penugasan Jokowi ke Vatikan dari dua perspektif utama. Pertama, tindakan ini dianggap sebagai sinyal kuat bahwa hubungan personal antara Prabowo dan Jokowi tetap harmonis, terlepas dari spekulasi yang berkembang mengenai "matahari kembar". Kedua, penugasan ini secara strategis ditujukan untuk menepis anggapan adanya pusat kekuasaan ganda di Indonesia, dengan menegaskan bahwa Prabowo adalah satu-satunya pemegang otoritas sebagai Presiden.

Agung Baskoro juga menyoroti bahwa keputusan Prabowo untuk mengutus Jokowi ke Vatikan merupakan penegasan atas perannya sebagai kepala negara. Langkah ini mengindikasikan bahwa Prabowo memiliki wewenang penuh untuk memberikan instruksi kepada siapapun, termasuk mantan presiden. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa Prabowo membuka diri untuk berkolaborasi dengan semua pihak, termasuk para pendahulunya.

Lebih lanjut, Agung Baskoro menilai keputusan Prabowo untuk mengirim Jokowi, bukan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, sebagai langkah yang sarat dengan pertimbangan politis. Kehadiran Jokowi di acara internasional tersebut dinilai relevan karena masa jabatannya yang belum lama berakhir, sehingga citra dan pengaruhnya masih kuat di mata dunia. Selain itu, langkah ini juga dianggap sebagai upaya untuk mengatasi isu "matahari kembar" yang berpotensi mengganggu stabilitas pemerintahan Prabowo di masa depan. Keputusan ini dipandang sebagai langkah cerdas dalam mengelola persepsi publik dan memperkuat citra kepemimpinan Prabowo.

Dengan demikian, penugasan Jokowi ke Vatikan bukan sekadar kunjungan kenegaraan biasa, melainkan sebuah langkah strategis yang mengandung makna politis mendalam. Prabowo Subianto menunjukkan kemampuannya dalam membaca situasi, mengelola isu sensitif, dan membangun citra kepemimpinan yang kuat di panggung domestik maupun internasional.

  • Menegaskan otoritas Prabowo sebagai Presiden
  • Memperlihatkan hubungan baik dengan Jokowi
  • Merangkul semua pihak untuk berkolaborasi
  • Mengatasi isu dualisme kepemimpinan
  • Memperkuat citra kepemimpinan Prabowo