Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis di Gorontalo Ungkap Tantangan Gizi Ganda pada Siswa
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo baru-baru ini menyelesaikan evaluasi terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyasar ribuan siswa di berbagai jenjang pendidikan di Kota Gorontalo. Hasil evaluasi ini mengungkap adanya permasalahan gizi ganda, yaitu kekurangan gizi dan kelebihan berat badan (obesitas), yang masih menjadi perhatian serius.
Evaluasi dilakukan terhadap sampel yang signifikan, yaitu 2.350 siswa dari berbagai tingkatan sekolah. Data yang terkumpul menunjukkan adanya variasi status gizi antar jenjang pendidikan. Pada siswa Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), dari 1.088 siswa yang diperiksa, ditemukan bahwa:
- 6,9% mengalami masalah kurus.
- 9,7% sangat kurus.
- 15,9% tergolong gemuk.
- 17,1% mengalami obesitas.
Sementara itu, pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), dari 814 siswa yang diukur, didapati bahwa:
- 10% mengalami masalah kurus.
- 6,9% sangat kurus.
- 12,8% tergolong gemuk.
- 8,6% mengalami obesitas.
Pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dari 113 siswa yang diperiksa, persentasenya adalah:
- 4,5% mengalami masalah kurus.
- 2,7% sangat kurus.
- 11,6% tergolong gemuk.
- 8% mengalami obesitas.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S Otoluwa, menekankan pentingnya temuan ini sebagai pengingat bahwa masalah gizi kurang dan kelebihan berat badan pada anak-anak dan remaja usia sekolah masih memerlukan perhatian khusus. Pernyataan ini disampaikan saat sosialisasi Sistem Informasi Makan Bergizi Gratis (SI-MAGIS), sebuah platform berbasis website yang dirancang untuk mencatat dan melaporkan pelaksanaan program MBG secara terintegrasi.
SI-MAGIS diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan transparansi program MBG. Anang Otoluwa juga berharap bahwa program ini akan memberikan dampak signifikan dalam menurunkan angka kekurangan gizi dan obesitas, serta meningkatkan status gizi siswa secara keseluruhan. Keberhasilan program ini memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, pihak sekolah, guru, komite sekolah, dan partisipasi aktif dari orang tua.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo berkomitmen untuk memberikan dukungan teknis, pendampingan, serta melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala. Melalui sosialisasi SI-MAGIS, diharapkan semua pihak terkait dapat memahami tujuan, mekanisme, dan manfaat program MBG dalam upaya mempercepat penurunan stunting, Angka Kematian Ibu (AKI), dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Anang juga menekankan bahwa program MBG adalah sebuah intervensi strategis yang diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam percepatan penurunan stunting dan perbaikan status gizi anak usia sekolah dan remaja di Gorontalo. Dengan memberikan asupan gizi yang seimbang dan teratur di lingkungan sekolah, diharapkan anak-anak mendapatkan fondasi kesehatan yang kuat sejak dini.
Lebih lanjut, Anang mengingatkan keterkaitan erat program ini dengan upaya penurunan AKI dan AKB. Remaja putri sebagai calon ibu di masa depan perlu memiliki status gizi yang baik. Dengan memperbaiki status gizi remaja melalui program ini, secara tidak langsung juga berinvestasi dalam kesehatan ibu dan bayi di masa depan.