Saham UNVR Meroket: Analis Ungkap Faktor Pendorong dan Rekomendasi Profit Taking
Saham UNVR Meroket: Analis Ungkap Faktor Pendorong dan Rekomendasi Profit Taking
Performa saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menunjukkan tren positif setelah periode penurunan. Pada perdagangan Kamis (24/4/2025), saham UNVR melonjak 4,91% mencapai Rp 1.495 per saham. Kenaikan ini berlanjut pada Jumat (25/4/2025), dengan saham UNVR menguat signifikan sebesar 17,73% atau 265 poin, menyentuh harga Rp 1.760 per lembar saham pada pukul 09.59 WIB.
Secara akumulatif, dalam sepekan terakhir, saham UNVR telah mengalami penguatan sebesar 33,33%. Tren positif ini sebenarnya telah berlangsung selama tiga bulan terakhir, dengan total penguatan sebesar 4,14%.
Namun, jika melihat data yang lebih panjang, dalam enam bulan terakhir, saham UNVR mencatatkan penurunan sebesar 19,63%. Bahkan, dalam setahun terakhir, saham ini mengalami penurunan tajam hingga 33,52%.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama, menyatakan bahwa penguatan harga saham UNVR ini telah diprediksi sebelumnya. Secara fundamental, perusahaan menunjukkan perbaikan kinerja yang signifikan. UNVR mencatatkan pendapatan sebesar Rp 9,5 triliun dengan laba bersih Rp 1,2 triliun pada kuartal I 2025. Penjualan domestik UNVR juga mengalami peningkatan sebesar 21,6% dibandingkan kuartal IV 2024.
Nafan menambahkan bahwa penguatan ini telah diantisipasi oleh pasar. "UNVR sudah terkena Wave III dengan baik, disarankan untuk realisasikan profit," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Benjie Yap, menegaskan komitmen perusahaan untuk mempertahankan kebijakan dividen dengan payout ratio 100% dari laba bersih tahun buku 2025. "Apa yang sudah kami lakukan selama ini, terkait distribusi dividen akan tetap kami pertahankan," kata Benjie dalam konferensi pers virtual.
Berikut adalah point penting yang perlu diperhatikan:
- Kinerja Saham: Penguatan signifikan dalam seminggu terakhir, namun perlu diperhatikan tren penurunan dalam jangka waktu yang lebih panjang (6 bulan dan 1 tahun).
- Faktor Pendorong: Perbaikan kinerja fundamental perusahaan dan antisipasi pasar terhadap penguatan.
- Rekomendasi: Realisasi profit (profit taking) bagi investor yang telah mendapatkan keuntungan.
- Kebijakan Dividen: Komitmen perusahaan untuk mempertahankan payout ratio 100%.