Jawa Tengah Dorong Peningkatan Status Gunung Slamet Menjadi Taman Nasional
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tengah berupaya meningkatkan status Gunung Slamet menjadi sebuah taman nasional. Usulan ini telah diajukan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai langkah strategis dalam menjaga kelestarian lingkungan di kawasan yang memiliki peran vital bagi ekosistem Jawa Tengah.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyampaikan bahwa pengajuan ini sejalan dengan visi pembangunan Jawa Tengah tahun 2026, yang memprioritaskan penguatan posisi sebagai lumbung pangan nasional. Menurutnya, ketahanan air merupakan faktor kunci dalam mencapai tujuan tersebut, dan konservasi kawasan tangkapan air seperti Gunung Slamet menjadi sangat penting.
"Surat pengajuan sudah dilayangkan ke Kementerian. Kita tinggal menunggu hasilnya," ujar Luthfi, seraya menambahkan bahwa beberapa gunung lain di Jawa Tengah, seperti Gunung Lawu dan Merbabu, telah lebih dulu ditetapkan sebagai taman nasional.
Selain fokus pada konservasi pegunungan, Pemprov Jateng juga menggalakkan penanaman mangrove di wilayah pesisir. Luthfi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam upaya penanaman dan perawatan mangrove agar program ini berjalan sukses dan memberikan dampak positif bagi lingkungan pesisir.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto, menjelaskan bahwa kajian terkait pengusulan Gunung Slamet sebagai taman nasional telah dilakukan secara komprehensif. Wilayah yang diusulkan menjadi bagian dari taman nasional meliputi beberapa kabupaten yang berada di sekitar Gunung Slamet, yaitu:
- Brebes
- Tegal
- Pemalang
- Purbalingga
- Banyumas
"Penetapan sebagai taman nasional akan memastikan konservasi di Gunung Slamet terjaga dengan baik," tegas Widi.
Dukungan terhadap inisiatif ini juga datang dari berbagai pihak, termasuk komunitas pecinta alam. Suwong, seorang pegiat alam dari Kabupaten Batang, mengusulkan agar konsep kawasan hutan alam "Sisik Naga" dihidupkan kembali. Konsep ini menghubungkan Gunung Prau hingga Gunung Slamet dan bertujuan untuk menjaga daerah tangkapan air secara holistik.
"Kita harus menjaga daerah tangkapan air. Dulu sempat muncul gagasan kawasan hutan alam 'Sisik Naga'. Dari Gunung Prau sampai Slamet, kalau bisa itu dibangkitkan kembali," kata Suwong. Ia juga menekankan pentingnya konservasi sungai di wilayah Batang dan sekitarnya, mengingat kerusakan sungai dapat berdampak negatif pada sektor pertanian dan menyebabkan gagal panen.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga menyoroti pentingnya pengelolaan air tanah yang berkelanjutan. Regulasi terkait air tanah telah diatur melalui Perda tahun 2021, yang mewajibkan evaluasi kondisi air tanah secara berkala, setidaknya sekali dalam setahun. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pemanfaatan air tanah tidak berlebihan dan tidak mengganggu keseimbangan ekosistem.