Waspadai Diet Ekstrem: Dampak Terhadap Kesehatan Saluran Kemih
Diet Tidak Tepat Picu Risiko Batu Saluran Kemih
Spesialis Urologi mengingatkan masyarakat tentang bahaya diet yang tidak seimbang terhadap kesehatan saluran kemih. Konsumsi berlebihan makanan tertentu, terutama yang tinggi garam dan protein hewani, dapat meningkatkan risiko pembentukan batu pada saluran kemih.
Keseimbangan cairan dan zat-zat dalam urine memegang peranan penting dalam mencegah pembentukan batu. Ketika konsentrasi zat-zat seperti kalsium, oksalat, asam urat, dan sistin terlalu tinggi, mereka dapat mengkristal dan membentuk batu.
Anjuran dan Pencegahan
Untuk mencegah pembentukan batu saluran kemih, disarankan untuk:
- Membatasi asupan makanan tinggi asam urat dan oksalat, seperti jeroan, makanan laut, daging merah, dan beberapa jenis kacang.
- Mengurangi konsumsi garam harian.
- Berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan panduan diet yang tepat dan sesuai dengan kondisi tubuh.
Batu saluran kemih dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia atau status sosial. Kondisi ini terjadi ketika kristal dalam urine menumpuk dan membentuk batu yang dapat ditemukan di ginjal, ureter, kandung kemih, hingga uretra. Ukuran batu bervariasi, mulai dari sekecil butiran pasir hingga sebesar jahe atau kunyit.
Faktor Risiko dan Gejala
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu saluran kemih antara lain:
- Kurang minum air.
- Riwayat keluarga dengan batu saluran kemih.
- Infeksi saluran kemih berulang.
- Gangguan metabolik tertentu, seperti hiperparatiroidisme.
- Penggunaan obat-obatan tertentu.
Gejala batu saluran kemih bervariasi, tergantung pada ukuran, lokasi, dan organ yang terdampak. Batu berukuran kecil sering kali tidak menimbulkan gejala dan dapat keluar sendiri melalui urine. Namun, batu yang lebih besar dapat menyebabkan nyeri hebat.
Gejala umum yang sering dialami pasien meliputi:
- Nyeri tajam yang menjalar dari pinggang ke perut bawah, selangkangan, hingga alat kelamin.
- Nyeri saat buang air kecil.
- Urine berdarah.
- Sering buang air kecil.
- Urine keruh atau berbau.
- Mual dan muntah.
Penanganan Medis
Penanganan batu saluran kemih telah mengalami kemajuan pesat. Kini, tersedia berbagai metode pengobatan, mulai dari tanpa pembedahan hingga prosedur minimal invasif. Jenis pengobatan disesuaikan dengan ukuran, lokasi, dan tingkat kekerasan batu, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
Salah satu prosedur non-invasif yang umum digunakan adalah Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), yaitu teknik pemecahan batu menggunakan gelombang kejut dari luar tubuh. Prosedur ini berlangsung sekitar 45–60 menit dan umumnya tidak menimbulkan rasa sakit yang berat. Namun, efektivitasnya menurun pada batu berukuran besar atau sangat keras.
Metode lain adalah Ureterorenoscopy (URS), yaitu prosedur minimal invasif menggunakan alat menyerupai teleskop kecil yang disebut ureteroskopi. Alat ini dimasukkan melalui uretra dan diarahkan ke saluran kemih hingga mencapai batu. Batu kemudian dapat dipecah menggunakan laser (lithotripsy laser) atau dikeluarkan menggunakan alat khusus seperti keranjang kecil.
Prosedur URS biasanya dilakukan dengan bius regional atau umum. Setelah batu berhasil dipecah atau dikeluarkan, dokter dapat memasang stent (tabung kecil) di ureter untuk melancarkan aliran urine dan mencegah penyempitan. Stent ini akan dilepas beberapa hari atau minggu setelah prosedur.
Selama URS berlangsung, digunakan teknologi C-Arm (Fluoroskopi), yaitu perangkat sinar-X yang membantu dokter melihat secara real-time posisi ureteroskopi dan batu di saluran kemih. C-Arm membantu dokter untuk memandu ureteroskopi dengan lebih akurat menuju batu, memantau proses pemecahan atau pengeluaran batu, dan memastikan tidak ada fragmen batu yang tertinggal.