Gerakan Indonesia Menanam: Kolaborasi Adi Hidayat dan Sudaryono Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional
Presiden Prabowo Subianto meresmikan Gerakan Indonesia Menanam (Gerina), sebuah inisiatif yang diprakarsai oleh Ustaz Adi Hidayat. Adi Hidayat mengungkapkan bahwa gerakan ini tidak lepas dari peran Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono.
Adi Hidayat menceritakan bahwa pada awal Januari 2025, ia menghubungi Sudaryono untuk berdiskusi dan meminta arahan mengenai bagaimana ulama, tokoh agama, dan masyarakat dapat terlibat langsung dalam program strategis nasional untuk mencapai ketahanan pangan. Pertemuan tersebut menjadi titik awal dari perumusan Gerina.
"Pada tanggal 4 Januari 2025, kami menghubungi Bapak Wamentan Sudaryono untuk mendapatkan paparan dan arahan tentang program pemerintah terkait ketahanan pangan. Kami ingin mendengar, melihat, dan mengamati bagaimana kami, para ulama dan masyarakat, dapat memberikan pendampingan, penguatan, dan kebersamaan untuk mewujudkan tujuan tersebut," ujar Adi Hidayat.
Cerita ini disampaikan Adi Hidayat di hadapan Prabowo, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan saat peluncuran Gerina di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Setelah pertemuan dengan Sudaryono, Adi Hidayat segera berkomunikasi dengan berbagai kolega, termasuk tokoh agama dan ulama dari Aceh hingga Papua. Tujuannya adalah untuk merumuskan sebuah gerakan yang dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan.
"Maka, dirumuskanlah sebuah gerakan yang memberikan kesadaran tentang ketahanan pangan, sehingga semua orang memiliki kesadaran dan keinginan untuk menanam. Gerakan ini kemudian diluncurkan dengan nama Gerakan Indonesia Menanam, atau GERINA," jelasnya.
Selanjutnya, Adi Hidayat dan timnya melakukan perjalanan riset ke Korea, Jepang, dan Mesir. Tujuan dari riset ini adalah untuk menyusun naskah akademik yang dapat memastikan bahwa tanaman yang ditanam oleh masyarakat dapat tumbuh dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Adi Hidayat juga melaporkan kepada Menteri Pertanian mengenai lahan yang digunakan untuk Gerina. Lahan tersebut merupakan lahan PMK (Podsolik Merah Kuning) yang kurang subur dan memiliki pH rendah, sehingga sulit untuk ditanami. Namun, dengan metode dan pupuk khusus yang disebut "Pupuk Pancasila," lahan tersebut berhasil disuburkan.
"Saya katakan, saya buka hari ini, ini metode dan pupuknya adalah pupuk Pancasila yang berlandaskan pada Asta Cita. Sila pertamanya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, maka kita implementasikan, kami undang saudara saudari kami yang beragama Kristen, Hindu dan Budha serta dari yang lain-lainnya supaya kita bersatu padu, dalam konsep menanam ini secara universal dalam nilai ke-Islaman," ungkapnya.
Adi Hidayat juga mengutip ayat Al-Quran dari surat Yusuf ayat 44 yang menekankan pentingnya ketahanan pangan bagi sebuah negara agar rakyatnya tidak kelaparan dan memiliki visi ke depan yang jelas.
Selain berdoa, metode ilmiah juga digunakan untuk mendukung peningkatan produksi sesuai dengan masa tanam. Lahan tersebut kini ditanami padi, singkong, dan jagung.
Adi Hidayat juga memperkenalkan program "Si Opung" (Solusi Olah Padi Terapung) sebagai solusi bagi masyarakat yang ingin menanam tetapi tidak memiliki lahan yang luas. Program ini memanfaatkan kolam ikan sebagai media tanam padi.
"Kalau pesantren-pesantren punya empang, atasnya padi, lahan bawahnya bisa ikan, maka program MBG (Makan Bergizi Gratis) bisa disupport dari ketahanan pangan yang kita buat melalui inovasi ini. Jadi kalau di sana MBG makan bergizi gratis kalau di sini MBG Menanam Bersama Gerina," katanya.
Selain Si Opung, tim juga melakukan riset untuk membuat pot bag atau planter bag dengan ukuran, bentuk, dan potensi gramasi yang dapat mendukung penanaman padi apung agar tumbuh subur.
"Jadi jika satu keluarga ada lima orang, dia tidak punya lahan tapi ingin menanam maka kami sudah susun sekian pot untuk padi, supaya tidak meluas kami buatkan sistem rak ke atasnya, maka disimulasikan dalam tiga kali panen dalam satu musim bila dihitung dengan biaya beli secara manual itu masih bisa menabung dari Rp 100 ribu hingga Rp 700 ribu," jelasnya.
Dalam peluncuran tersebut, Prabowo Subianto memuji Adi Hidayat sebagai penggagas Gerina. Prabowo menilai Adi Hidayat sebagai ulama visioner yang berwawasan Pancasila dan merangkul semua umat beragama.
"Saya bahagia hari ini ada seorang ulama, ada seorang ustadz yang visioner, pemikirannya luar biasa, yang terutama adalah ulama pemimpin Islam tapi yang wawasannya Pancasila, yang mengajak semua umat yang berbeda agama. Semua umat walaupun berbeda agama dianggap keluarga sendiri, dianggap saudara sendiri, inilah Indonesia yang kita cintai, Indonesia yang terus akan bangun dan bangkit menjadi negara yang aman, yang damai, yang kuat," ujarnya.
Prabowo berharap agar inisiatif yang dirintis oleh Adi Hidayat ini dapat membawa Indonesia menjadi negara yang berhasil di sektor ketahanan pangan. Ia menekankan pentingnya dukungan terhadap gerakan ini.
"Saya terima kasih pada tokoh-tokoh seperti Ustaz Adi Hidayat ini. Kita bayangkan semua masyarakat bisa ikut serta dalam kebangkitan bangsa Indonesia," ujarnya.