Sinergi AI dan Keberlanjutan Dorong Peningkatan Kinerja Perusahaan
Integrasi kecerdasan buatan (AI) ke dalam strategi keberlanjutan terbukti memberikan dampak signifikan bagi perusahaan. Sebuah studi global terbaru mengungkap bahwa organisasi yang menyelaraskan AI dengan tujuan keberlanjutan mencatatkan kinerja lingkungan dan operasional tiga kali lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang menjalankan kedua area ini secara terpisah.
Studi yang melibatkan lebih dari 650 organisasi dari berbagai sektor industri di seluruh dunia, yang diinisiasi oleh Brightline Initiative dan didukung oleh Project Management Institute (PMI), menyoroti korelasi positif antara adopsi AI dan pencapaian target keberlanjutan. Laporan tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan yang mengintegrasikan AI dan keberlanjutan berhasil menurunkan emisi karbon rata-rata sebesar 26 persen.
Dalam studi ini, perusahaan dikategorikan menjadi tiga kelompok berdasarkan pendekatan mereka terhadap AI dan pengelolaan keberlanjutan:
- Pemimpin (Leaders): Kelompok ini menunjukkan keberhasilan tertinggi karena secara strategis menghubungkan penerapan AI dengan sasaran keberlanjutan. Mereka memanfaatkan AI tidak hanya untuk keuntungan bisnis, tetapi juga sebagai alat untuk melindungi lingkungan dan menerapkan praktik yang lebih berkelanjutan.
- Pengikut (Followers): Kelompok ini berada di tingkat menengah dalam hal integrasi AI dan keberlanjutan.
- Tertinggal (Laggards): Kelompok ini berada di tahap awal atau belum menerapkan integrasi AI dan keberlanjutan secara signifikan.
Temuan studi juga menunjukkan bahwa sekitar 31 persen perusahaan yang mahir dalam adopsi AI melaporkan peningkatan efisiensi energi. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hanya 8 persen perusahaan yang masih dalam tahap awal implementasi AI.
Laporan tersebut menguraikan kerangka kerja tiga langkah untuk membantu perusahaan mengintegrasikan AI ke dalam upaya keberlanjutan mereka:
- Membangun fondasi data yang kuat: Data yang akurat dan relevan sangat penting untuk melatih dan mengoptimalkan sistem AI.
- Mengembangkan kemampuan lintas fungsi: Kolaborasi antara berbagai departemen dalam perusahaan diperlukan untuk memastikan bahwa AI diterapkan secara efektif di seluruh organisasi.
- Menyelaraskan strategi di tingkat dewan direksi: Dukungan dari manajemen puncak sangat penting untuk memastikan bahwa inisiatif keberlanjutan berbasis AI mendapatkan prioritas yang cukup.
Presiden dan CEO PMI, Pierre Le Manh, menekankan bahwa AI bukanlah solusi instan, melainkan katalisator. Integrasi AI ke dalam strategi keberlanjutan, didukung oleh kepemimpinan yang kuat, data yang akurat, dan kolaborasi lintas fungsi, menciptakan siklus dampak positif dan reinvestasi.
Penerapan AI di Berbagai Sektor Industri
Studi ini juga memberikan contoh konkret bagaimana berbagai sektor industri menerapkan AI untuk mencapai tujuan keberlanjutan.
- Manufaktur: 33 persen perusahaan menggunakan pemeliharaan prediktif berbasis AI untuk mengurangi waktu henti, 23 persen menerapkan AI untuk kontrol kualitas, dan 20 persen menggunakannya untuk mengoptimalkan lini produksi.
- Logistik: 33 persen perusahaan menggunakan sistem AI untuk merencanakan rute pengiriman dan logistik yang paling efisien.
- Energi: 25 persen organisasi menggunakan AI untuk pemantauan energi secara real-time, dan 22 persen melacak jejak karbon mereka melalui sistem AI.
Studi ini juga menemukan bahwa keberhasilan awal dalam implementasi AI untuk keberlanjutan, seperti penurunan emisi atau penghematan biaya, mendorong perusahaan untuk terus berinvestasi dalam inisiatif serupa. Efek rantai sinergis ini menciptakan siklus positif yang berkelanjutan.
Data juga menunjukkan bahwa manfaat penggunaan AI akan lebih mudah diterapkan dan dirasakan di seluruh perusahaan ketika AI dapat diakses dan dimanfaatkan oleh berbagai departemen.