Modus Video Call, Waspada Jebakan Digital yang Menguras Dompet

Perempuan di Ciamis Kehilangan Ratusan Juta Rupiah Akibat Penipuan E-Wallet

Seorang wanita asal Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menjadi korban penipuan digital yang mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan. Uang senilai Rp 400 juta yang tersimpan dalam dompet digital atau e-wallet miliknya lenyap setelah berinteraksi melalui panggilan video dengan seseorang yang mengaku sebagai perwakilan dari sebuah lembaga resmi. Kejadian ini menjadi perhatian serius dan sedang dalam penanganan intensif oleh Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tasikmalaya.

Plt Kepala OJK Tasikmalaya, Melati Usman, menjelaskan bahwa modus operandi pelaku melibatkan permintaan perubahan data Nomor Wajib Pajak (NPWP) kepada korban. Melalui panggilan video, pelaku yang menyembunyikan identitasnya berhasil meyakinkan korban untuk mengikuti instruksi yang diberikan. Ironisnya, tak lama setelah panggilan video berakhir, seluruh saldo yang tersimpan dalam e-wallet korban raib tanpa jejak.

Menanggapi kasus ini, OJK Tasikmalaya mengambil langkah cepat dengan mencatat dan mendokumentasikan laporan tersebut sebagai langkah awal mitigasi kerugian. Melati Usman mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap segala bentuk permintaan data pribadi, terutama yang diajukan melalui saluran komunikasi yang tidak aman seperti telepon, tautan mencurigakan, atau email. Informasi sensitif seperti nomor identitas, PIN, dan akses e-wallet sangat rentan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Melati menekankan pentingnya kehati-hatian dalam memberikan data pribadi kepada siapapun. Ia menyarankan agar masyarakat selalu melakukan verifikasi langsung ke kantor resmi jika ada pihak yang mengklaim berasal dari instansi tertentu dan meminta informasi pribadi. Menghindari pemberian informasi melalui telepon atau media daring lainnya dapat meminimalisir risiko menjadi korban penipuan.

OJK Tasikmalaya berharap agar masyarakat tidak mudah percaya pada klaim identitas yang belum terverifikasi. Verifikasi informasi sebelum membagikan data pribadi adalah kunci utama untuk melindungi diri dari potensi kejahatan siber yang semakin marak terjadi. Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam berinteraksi di dunia digital.