Kwetiau 79: Transformasi Warung Sederhana Jadi Primadona Kuliner Mahasiswa BINUS
Kwetiau 79: Transformasi Warung Sederhana Jadi Primadona Kuliner Mahasiswa BINUS
Di tengah hiruk pikuk kawasan kampus Universitas Bina Nusantara (BINUS) Kemanggisan, Jakarta Barat, berdiri sebuah warung makan sederhana yang menyimpan kisah menarik. Warung Kwetiau 79, yang namanya mungkin terdengar biasa, ternyata memiliki daya pikat tersendiri bagi para mahasiswa dan pecinta kuliner di sekitar kampus. Di balik kesederhanaannya, warung ini menyimpan cerita tentang seorang pria bernama Didi, lulusan Manajemen S1 yang berani mengambil risiko dan mengubah nasib sebuah usaha yang hampir bangkrut.
Kisah Kwetiau 79 bermula sekitar satu dekade lalu, bukan di lokasi yang sekarang dikenal. Didi, yang saat itu masih bergelut dengan rutinitas sebagai karyawan kantoran, melihat peluang dalam sebuah warung kwetiau yang terancam gulung tikar. Tanpa latar belakang kuliner yang mumpuni, Didi memberanikan diri mengambil alih warung tersebut, sebuah keputusan yang mungkin dianggap nekat oleh sebagian orang. "Waktu itu gak sengaja, kan waktu itu mau bangkrut. Terus, saya ambil aja, saya ajak orang untuk kelola warung ini jadi kayak over kontrak," ungkap Didi, menceritakan awal mula keterlibatannya.
Awalnya, Didi membuka cabang kedua warung tersebut di lokasi yang lebih strategis di dekat kampus. Namun, seiring berjalannya waktu, cabang pertama akhirnya tutup, dan Kwetiau 79 fokus mengembangkan usahanya di lokasi yang sekarang. Meskipun tanpa pengalaman di bidang kuliner, Didi terus berinovasi dan berusaha memberikan yang terbaik bagi pelanggannya. Menu yang ditawarkan pun beragam, mulai dari kwetiau goreng, nasi goreng, mie goreng, hingga capcay, semuanya disajikan dengan harga yang ramah di kantong mahasiswa, berkisar antara Rp 18.000 hingga Rp 30.000 per porsi.
Salah satu kunci keberhasilan Kwetiau 79 adalah menu Ayam Cabai Garam, kreasi Didi sendiri. Menu ini menjadi favorit para pelanggan, dengan cita rasa gurih, pedas, dan tekstur ayam yang renyah di luar namun tetap lembut di dalam. "Menu Ayam Cabai Garam ini jadi salah satu favorit. Dulu belum ada menu ini, tapi saya yang menciptakan sendiri, banyak yang suka," jelas Didi. Awalnya, Didi hanya membuat menu ini untuk konsumsi pribadi, namun karena banyak yang menyukai, akhirnya Ayam Cabai Garam masuk ke dalam daftar menu Kwetiau 79.
Selain Ayam Cabai Garam, Kwetiau Goreng Spesial Ayam dan Nasi Goreng Oriental juga menjadi menu andalan yang banyak dipesan oleh pelanggan. Kwetiau Goreng Spesial Ayam disajikan dengan porsi yang royal, rasa yang cenderung manis, dan aroma smoky yang khas. Sementara itu, Nasi Goreng Oriental yang dimasak tanpa kecap menawarkan cita rasa gurih asin yang menggugah selera. Didi mengungkapkan bahwa dalam sehari, warungnya bisa menghabiskan 150 hingga 300 porsi nasi goreng dan kwetiau, terutama dari kalangan mahasiswa. Kwetiau 79 buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 19.00, siap melayani para pelanggan setianya.
Kisah Kwetiau 79 adalah bukti bahwa dengan keberanian, kerja keras, dan inovasi, sebuah usaha kecil pun bisa meraih kesuksesan. Dari warung yang hampir bangkrut, Kwetiau 79 kini menjadi salah satu destinasi kuliner favorit di kalangan mahasiswa BINUS, berkat sentuhan tangan dingin seorang lulusan Manajemen yang berani mengambil risiko dan mewujudkan mimpinya.