SNPMB Tegas: Kecurangan UTBK 2025 Berujung Diskualifikasi Total dari PTN
Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mengambil sikap tegas terhadap potensi kecurangan dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tahun 2025. Eduart Wolok, Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB, menyatakan bahwa peserta yang terbukti melakukan pelanggaran selama UTBK akan langsung didiskualifikasi, bukan hanya dari jalur UTBK-SNBT, melainkan juga dari seluruh jalur penerimaan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
"Kami tidak akan mentolerir segala bentuk kecurangan," tegas Eduart dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube SNPMB ID. "Peserta yang terbukti curang akan otomatis didiskualifikasi, bahkan mungkin dari seluruh sistem penerimaan PTN. Ini adalah peringatan penting."
SNPMB telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi dan deteksi kecurangan yang lebih canggih. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai upaya pencegahan dan penindakan kecurangan dalam UTBK 2025:
- Pencatatan Perilaku Mencurigakan: Pengawas UTBK akan mencatat segala gerak-gerik dan kejanggalan peserta yang mengindikasikan potensi kecurangan dalam Berita Acara Pelaksanaan UTBK (BAPU). Tindakan seperti sering menengok kanan-kiri atau perbedaan antara foto di kartu UTBK dengan wajah peserta akan menjadi perhatian.
- Pengawasan Ketat di Toilet: Akses ke toilet selama ujian akan diawasi ketat. Peserta disarankan untuk ke toilet sebelum ujian dimulai, dan jika terpaksa harus ke toilet selama ujian, mereka akan didampingi oleh pengawas.
- Deteksi Pola Kecurangan oleh Sistem: Sistem UTBK 2025 dirancang untuk mendeteksi pola-pola yang mengindikasikan kecurangan. Contohnya, sistem akan mencatat jika seorang peserta tiba-tiba mengisi semua jawaban di menit-menit terakhir.
- Sistem Time Block Out: Sistem menggunakan time block out yang mencatat aktivitas pengerjaan soal. Jika peserta tidak mengerjakan soal dalam waktu lama dan kemudian tiba-tiba mengisi banyak jawaban di menit-menit terakhir, hal ini akan dicatat sebagai potensi kecurangan.
- Identifikasi Melalui Foto: Sistem juga mampu mengidentifikasi lokasi peserta berdasarkan foto-foto kecurangan yang tersebar. Hal ini membantu tim SNPMB untuk mengetahui di mana saja potensi kecurangan terjadi.
- Analisis Anomali Pendaftaran: SNPMB juga menganalisis data pendaftaran untuk mendeteksi anomali yang mungkin mengindikasikan niat curang. Contohnya, peserta dari SMA di Makassar yang memilih kampus di Yogyakarta dan Bandung, namun memilih lokasi UTBK di Kalimantan, akan menjadi perhatian khusus.
Eduart menambahkan bahwa meskipun anomali pendaftaran tidak selalu berarti kecurangan, namun hal ini memicu pendalaman lebih lanjut untuk mengidentifikasi motif tersembunyi. Data yang terkumpul akan digunakan untuk membedakan antara kasus yang benar-benar curang dan kasus yang memiliki alasan logis.
Dengan tindakan tegas dan sistem deteksi yang canggih, SNPMB berupaya untuk memastikan UTBK 2025 berlangsung dengan adil dan transparan, serta memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh peserta untuk bersaing secara sehat.