Petugas Damkar Kulon Progo Tangani Dua Kasus Ular Sanca Kembang Pemangsa Ternak
Petugas Damkar Kulon Progo Tangani Dua Kasus Ular Sanca Kembang Pemangsa Ternak
Tim pemadam kebakaran (Damkar) Pos Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berhasil mengevakuasi dua ekor ular sanca kembang dewasa dalam dua kejadian terpisah pada Kamis, 6 Maret 2025. Kedua peristiwa ini melibatkan ular berukuran besar yang meresahkan warga karena memasuki permukiman dan memangsa ternak. Ukuran dan perilaku ular yang agresif membuat warga setempat meminta bantuan petugas ahli untuk menangani situasi tersebut.
Evakuasi Ular di Dua Lokasi Berbeda
Insiden pertama terjadi di sebuah kebun jati di Sukorojo, Wijimulyo, Nanggulan. Sebuah ular sanca kembang sepanjang 2,5 meter dan berat sekitar delapan kilogram ditemukan sekitar pukul 17.00 WIB. Petugas Damkar, Slamet Riyadi, menjelaskan bahwa ular tersebut diduga memasuki kebun untuk memangsa ternak warga. Evakuasi berlangsung relatif lancar, dengan petugas berhasil menangkap ular menggunakan karung.
Insiden kedua terjadi di Padukuhan Pongangan, Sentolo. Seekor ular sanca kembang yang lebih besar, dengan panjang tiga meter, ditemukan di dalam kandang ayam milik warga. Ular tersebut telah memangsa satu ekor ayam sebelum kehadiran warga mengganggunya. Ketakutan dan agresivitas ular yang disebabkan oleh gangguan ini memaksa warga untuk meminta bantuan Damkar. Proses evakuasi kali ini lebih rumit karena ular berada di dalam kandang sempit dan dalam keadaan marah. Petugas harus menggunakan pengait untuk mengeluarkan ular dari kandang, yang dikerumuni warga yang penasaran.
Frekuensi Kejadian dan Pola Perilaku Ular
Slamet Riyadi mengungkapkan bahwa sejak Januari 2025, tim Damkar Nanggulan telah menangani setidaknya sepuluh kasus evakuasi ular sanca kembang dewasa dari permukiman warga. Lokasi penemuan bervariasi, mulai dari kandang ternak, sekitar rumah, hingga di balik sumur. Menurutnya, peningkatan frekuensi ini kemungkinan terkait dengan perilaku ular sanca kembang yang mencari mangsa intensif sebelum memasuki masa hibernasi tiga bulan. Setelah hibernasi, ular akan memasuki musim kawin dan bertelur antara Oktober hingga Desember.
Setelah dievakuasi, ular-ular tersebut ditampung sementara di pos Damkar sebelum akhirnya dilepas kembali ke habitat aslinya di kawasan hutan atau suaka margasatwa. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan keselamatan baik manusia maupun satwa liar. Pihak Damkar mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menghubungi petugas jika menemukan ular atau satwa liar berbahaya di sekitar permukiman.
Rekomendasi bagi Masyarakat
Berikut beberapa rekomendasi bagi masyarakat untuk meminimalisir risiko konflik dengan satwa liar:
- Menjaga kebersihan lingkungan: Sampah dan tumpukan barang bekas dapat menjadi tempat persembunyian satwa liar.
- Menjaga keamanan kandang ternak: Pastikan kandang ternak aman dan terhindar dari akses mudah satwa liar.
- Tidak memberi makan satwa liar: Memberi makan satwa liar dapat membuat mereka semakin berani mendekati pemukiman.
- Hubungi petugas: Segera hubungi petugas Damkar atau instansi terkait jika menemukan satwa liar berbahaya di sekitar pemukiman.