Bank Jago Catatkan Pertumbuhan Laba Bersih Signifikan di Kuartal I 2025
Bank Jago Cetak Kinerja Positif di Awal Tahun 2025
Di tengah dinamika ekonomi yang menantang, PT Bank Jago Tbk (ARTO) berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang signifikan, mencapai 178 persen pada kuartal pertama tahun 2025. Perolehan laba bersih sebesar Rp 60,27 miliar ini menjadi sorotan analis, mengingat hampir separuh dari total laba yang diraih sepanjang tahun 2024 sebesar Rp 128 miliar, berhasil dicatatkan hanya dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Kinerja positif Bank Jago ini didorong oleh beberapa faktor utama, yang menjadi catatan penting bagi para analis dalam mengamati pergerakan harga saham ARTO. Fundamental bisnis yang kuat menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan laba. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit yang sejalan dengan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK), menunjukkan fungsi intermediasi yang berjalan optimal.
Kredit yang disalurkan oleh Bank Jago hingga Maret 2025 mencapai Rp 20,25 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 42 persen secara tahunan (year-on-year). Pertumbuhan ini didorong oleh diversifikasi segmen pinjaman, mulai dari kemitraan dengan perusahaan pembiayaan dan P2P Lending, hingga segmen Business Banking dan Digital Consumer Lending yang baru diluncurkan pada tahun sebelumnya.
Analis NH Korindo Sekuritas, Leonardo Lijuwardi, menyampaikan apresiasinya terhadap pencapaian ini, mengingat pertumbuhan kredit perbankan di awal tahun cenderung melambat seiring dengan aktivitas ekonomi yang belum sepenuhnya pulih. Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit per Maret 2025 mencapai 9,16 persen YoY, mengalami penurunan dibandingkan pertumbuhan tahunan pada Februari 2025 sebesar 10,3 persen YoY. Untuk mendukung pertumbuhan kredit yang pesat ini, Bank Jago berhasil meraup DPK sebesar Rp 21,4 triliun, meningkat 62 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menghasilkan rasio likuiditas atau Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 94 persen, yang masih berada dalam batas aman.
Kinerja positif ini juga ditunjang oleh struktur funding Bank Jago yang didominasi oleh dana murah. Dari total pendanaan sebesar Rp 21,4 triliun, lebih dari setengahnya, atau sekitar Rp 11,5 triliun (54 persen), merupakan tabungan dan giro (CASA). Sementara sisanya, sebesar Rp 9,9 triliun, berbentuk deposito. Keberhasilan Bank Jago dalam membangun ekosistem, melalui integrasi aplikasi Jago dengan platform seperti Gopay, Bibit, dan Stockbit, berdampak positif pada peningkatan jumlah pengguna dan menjauhkan Bank Jago dari persaingan suku bunga deposito yang ketat di antara bank digital.
Manajemen risiko yang baik dan efisiensi operasional juga menjadi faktor kunci dalam kinerja Bank Jago. Dengan pertumbuhan kredit sebesar 42 persen, yang sebagian besar menyasar nasabah individual dari berbagai ekosistem, Bank Jago berhasil menjaga rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) sebesar 0,3 persen. Capaian ini patut diapresiasi, terutama di tengah isu negatif yang marak terjadi di industri fintech lending beberapa bulan terakhir.
Dengan kondisi NPL yang rendah ini, Bank Jago memiliki potensi untuk lebih ekspansif ke segmen bisnis lain. Apabila kinerja positif ini dapat dipertahankan, saham Bank Jago (ARTO) dinilai layak untuk diakumulasi oleh para investor.