Pembunuhan di Tangerang: Tersangka Sayat Jari Korban untuk Pastikan Kematian

Kasus pembunuhan Al-Bashar (32), yang jasadnya ditemukan terbungkus karung di selokan wilayah Batu Ceper, Tangerang, memasuki babak baru. Pihak kepolisian mengungkap detail mengerikan tentang bagaimana pelaku, Nana alias Ragil (23), memastikan korbannya benar-benar tewas sebelum membuang jasadnya.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, mengungkapkan bahwa Ragil menyayat beberapa jari Al-Bashar setelah melakukan serangkaian serangan fisik. "Setelah melakukan kekerasan, tersangka mengambil pisau dan menyayat ibu jari dan jari tengah tangan kanan, serta ibu jari tangan kiri korban," jelas Kombes Wira kepada wartawan.

AKBP Abdul Rahim, Kasubdit Jatanras, menambahkan bahwa tindakan menyayat jari tersebut dilakukan untuk memastikan Al-Bashar sudah tidak bernyawa. Ragil berkeyakinan bahwa darah tidak akan mengalir dari tubuh orang yang sudah meninggal. "Menurut pelaku, berdasarkan pengetahuannya, jika seseorang sudah meninggal, darahnya tidak akan keluar saat disayat. Jadi, dia ingin memastikan darah korban tidak keluar lagi. Jika tidak keluar, dia yakin korban sudah meninggal," terang Abdul Rahim.

Sebelumnya, polisi telah mengungkap kronologi pembunuhan yang dilakukan Ragil terhadap Al-Bashar. Korban dipukul dengan siku hingga terjatuh, kemudian dipukul dengan shockbreaker sepeda motor dan piring. Tak hanya itu, kepala korban juga dibenturkan ke lantai dan dipukuli secara acak.

Tindak pembunuhan ini terjadi pada hari Minggu (20/4) lalu. Pelaku dan korban diketahui merupakan rekan kerja di sebuah tempat bordir di kawasan Petukangan, Jakarta Selatan. Jasad Al-Bashar ditemukan pada hari Selasa (22/4) pagi di Jalan Daan Mogot Km 21, Batuceper, Kota Tangerang. Ragil berhasil ditangkap oleh Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada hari Rabu (23/4) sore di Kelurahan Penunggangan Utara, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.

Motif pembunuhan ini sendiri ternyata dipicu oleh sakit hati dan masalah ekonomi. Ragil mengaku kesal karena Al-Bashar tidak mengacuhkannya saat diajak berbicara. "Tersangka membantu korban bekerja dan mencoba mengobrol, namun merasa tersinggung karena korban mengabaikannya," ungkap Kombes Wira. Selain itu, desakan ekonomi juga menjadi faktor pendorong Ragil untuk menghabisi nyawa Al-Bashar dengan tujuan untuk menguasai sepeda motor korban.

Ragil juga mengungkapkan bahwa ia merasa kesal dengan sikap Al-Bashar yang dianggap sombong dan menggurui. Hal ini semakin memicu emosi Ragil hingga akhirnya nekat melakukan pembunuhan.