Posisi Seks 'Reverse Cowgirl' dan Risiko Fraktur Penis: Penjelasan Medis
Hubungan intim merupakan bagian penting dalam pernikahan, namun kehati-hatian dalam memilih posisi seks sangat dianjurkan. Sebuah penelitian medis mengungkapkan posisi 'reverse cowgirl' memiliki potensi risiko cedera serius bagi pria.
Dr. Karan Raj, seorang dokter yang aktif di media sosial TikTok, menjelaskan bahwa posisi 'reverse cowgirl', di mana wanita berada di atas dan menghadap menjauhi pasangan pria, dapat meningkatkan risiko fraktur penis. Istilah 'fraktur penis' mungkin terdengar aneh karena penis tidak memiliki tulang. Namun, istilah ini mengacu pada robekan pada tunica albuginea, yaitu lapisan jaringan elastis yang mengelilingi jaringan erektil penis dan berperan penting dalam proses ereksi.
"Fraktur penis adalah robekan pada tunica albuginea, lapisan jaringan seperti karet yang memungkinkan penis membesar dalam panjang dan lebar saat ereksi," ujar Dr. Raj dalam salah satu videonya.
Risiko cedera dalam posisi ini meningkat jika gerakan antara pasangan tidak selaras. Apabila penis tidak sengaja keluar dari vagina dan terkena tekanan mendadak dari tulang pubis wanita, tunica albuginea dapat robek.
"Jika ritmenya tidak tepat, penis bisa keluar lalu tertekan dengan keras oleh tulang pubis perempuan, menyebabkan cedera parah," lanjutnya.
Cedera ini tidak hanya menimbulkan rasa sakit yang hebat, tetapi juga berpotensi menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang jika tidak segera ditangani. Dampaknya bisa berupa kelengkungan permanen pada penis atau bahkan disfungsi ereksi, yaitu ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Advances in Urology pada tahun 2014 mendukung pernyataan Dr. Raj. Penelitian tersebut meneliti faktor risiko terjadinya fraktur penis dan menemukan bahwa hubungan seksual heteroseksual adalah penyebab paling umum dari cedera ini. Posisi wanita di atas, termasuk cowgirl dan reverse cowgirl, menjadi posisi yang paling sering dikaitkan dengan fraktur penis.
Penelitian ini menegaskan bahwa ketika wanita memegang kendali gerakan, risiko penis tergelincir dan terkena tekanan keras menjadi lebih tinggi. Gejala fraktur penis biasanya langsung terasa. Menurut Mayo Clinic, seseorang yang mengalami fraktur penis akan mendengar suara seperti patah atau retakan, disertai dengan nyeri hebat, kehilangan ereksi secara tiba-tiba, pembengkakan, dan perubahan warna pada batang penis.
Dalam kasus yang parah, saluran uretra, yang berfungsi membawa urine keluar dari tubuh, juga dapat mengalami kerusakan. Penanganan fraktur penis umumnya memerlukan tindakan operasi.