IHSG Menguat Tipis, Rupiah Tunjukkan Penguatan Terhadap Dolar AS
IHSG Menguat Tipis di Tengah Pelemahan Pasar Regional
Perdagangan saham domestik pada Jumat, 7 Maret 2025, ditutup dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan tipis sebesar 0,27 persen atau 18,15 poin, mencapai level 6.636,00. Meskipun menunjukkan tren positif, pergerakan IHSG sepanjang hari terbilang fluktuatif. Pada sesi awal, indeks sempat menyentuh level tertinggi 6.682,93 sebelum mengalami koreksi hingga mencapai titik terendah di 6.577,83. Penguatan IHSG terjadi di tengah pelemahan sejumlah indeks saham regional, menunjukkan ketahanan pasar domestik terhadap tekanan eksternal. Total nilai transaksi mencapai Rp 10,39 triliun dengan volume perdagangan 21,11 miliar saham.
Dari data RTI, tercatat 319 saham mengalami kenaikan, 242 saham mengalami penurunan, dan 233 saham lainnya stagnan. Beberapa saham yang berkontribusi signifikan terhadap penguatan IHSG antara lain:
- Petrindo Jaya Kusuma (CUAN): Naik 14,04 persen ke level 8.325
- Adaro Minerals Indonesia (ADMR): Naik 4,09 persen ke level 890
- Barito Renewable Energy (BREN): Naik 2,37 persen ke level 6.475
Di sisi lain, beberapa saham justru menjadi penekan bagi laju IHSG, di antaranya:
- Fortune Indonesia (FORU): Turun 24,87 persen ke level 1.465
- Perdana Bangun Pusaka (KONI): Turun 12,30 persen ke level 1.355
- Pradiksi Gunatama (PGUN): Turun 9,76 persen ke level 555
Rupiah Menguat di Tengah Pergerakan Pasar Valuta Asing
Berbeda dengan tren negatif di pasar saham regional, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan penguatan. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada level Rp 16.294,5 per dolar AS, mengalami apresiasi sebesar 0,128 persen atau 45 poin dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.339,5. Namun, kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) mencatat pelemahan rupiah menjadi Rp 16.336 per dolar AS, dibandingkan Rp 16.315 pada hari Kamis. Perbedaan ini menunjukkan dinamika yang kompleks dalam pasar valuta asing.
Analisis Pasar Saham Regional
Kontras dengan kinerja IHSG yang positif, pasar saham regional justru mengalami penurunan. Indeks Shanghai Komposit turun 0,23 persen, Nikkei 225 anjlok 2,26 persen, Strait Times melemah 0,07 persen, dan Hang Seng turun 0,57 persen. Kondisi ini menunjukkan adanya tekanan global yang memengaruhi sentimen investor di kawasan Asia. Perbedaan kinerja IHSG dan pasar regional menunjukkan ketahanan relatif pasar saham Indonesia terhadap tekanan eksternal, meskipun penguatannya terbilang terbatas.
Kesimpulannya, perdagangan hari ini menunjukkan gambaran yang beragam. IHSG berhasil menguat tipis di tengah pelemahan pasar regional, sementara rupiah menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Pergerakan ini menandakan kompleksitas dinamika pasar dan memerlukan analisis lebih lanjut untuk memprediksi tren selanjutnya.