Pemerintah Targetkan Hilirisasi 28 Komoditas Unggulan dengan Potensi Investasi Ribuan Triliun Rupiah

Pemerintah Indonesia tengah memacu program hilirisasi dengan mengidentifikasi 28 komoditas unggulan yang diharapkan mampu menarik investasi hingga ribuan triliun rupiah. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyatakan bahwa pemetaan 28 komoditas unggulan ini merupakan langkah krusial dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai negara maju. Proyeksi menunjukkan bahwa hilirisasi komoditas-komoditas ini berpotensi menghasilkan nilai investasi lebih dari Rp 13.000 triliun pada tahun 2040. Gibran menekankan bahwa hilirisasi bukan hanya tentang meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga tentang menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Inisiatif ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, yang mengamanatkan bahwa sumber daya alam Indonesia harus dikelola untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pemerintah bertekad untuk memastikan bahwa manfaat dari hilirisasi tidak hanya dinikmati oleh segelintir pengusaha, tetapi juga dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Langkah-langkah strategis telah disiapkan untuk mempercepat proses hilirisasi. Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan pembentukan satuan tugas (satgas) khusus untuk mempercepat hilirisasi. Satgas ini bertugas untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam proses hilirisasi, memberikan rekomendasi kebijakan, dan memfasilitasi investasi di sektor hilirisasi. Pemerintah juga aktif menawarkan insentif fiskal dan non-fiskal untuk menarik investor dalam dan luar negeri.

Menurut data dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, 28 komoditas unggulan tersebut berasal dari delapan sektor utama, yaitu:

  • Mineral dan Batu Bara: Batu bara, nikel, timah, tembaga, bauksit, besi baja, emas perak, aspal buton, pasir silika, mangan, kobalt, dan logam tanah jarang.
  • Minyak dan Gas Bumi:
  • Perkebunan: Kelapa sawit, kelapa, karet, biofuel, cokelat, dan pala.
  • Kehutanan: Kayu balok, getah pinus.
  • Perikanan: Udang, ikan tuna, cakalang, tongkol (TCT), tilapia, dan rajungan.
  • Kelautan: Rumput laut dan garam.

Pemerintah menyadari bahwa hilirisasi merupakan proses yang kompleks dan membutuhkan koordinasi yang kuat antar berbagai pihak. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan koordinasi antar kementerian dan lembaga, serta menjalin kemitraan dengan sektor swasta dan akademisi.

Dengan strategi yang tepat dan implementasi yang efektif, pemerintah yakin bahwa program hilirisasi ini akan menjadi mesin penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.