Menkeu RI Jajaki Strategi Global Hadapi Kebijakan Tarif AS

Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, aktif menjalin komunikasi dan bertukar informasi dengan para Menteri Keuangan dari berbagai negara dalam menghadapi potensi dampak kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Upaya ini dilakukan melalui serangkaian pertemuan dan diskusi intensif, memanfaatkan momentum pertemuan G20 dan IMF Spring Meeting yang berlangsung di Washington DC.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa inisiatif "studi banding" ini bertujuan untuk memahami pendekatan yang diterapkan oleh negara lain dalam bernegosiasi dengan AS, terutama terkait isu tarif. Pertukaran informasi ini diharapkan dapat menghasilkan solusi komprehensif yang mampu menjaga stabilitas ekonomi global. Kekhawatiran utama yang mendasari upaya ini adalah potensi dampak negatif dari ketidakpastian ekonomi global terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia, yang pada akhirnya akan merugikan seluruh negara.

Fokus utama diskusi adalah mencari cara untuk meredakan ketegangan perdagangan dan mencapai pemahaman bersama, dengan tujuan utama melindungi kepentingan ekonomi masing-masing negara. Langkah ini menjadi krusial setelah Presiden AS mengeluarkan kebijakan tarif resiprokal pada awal April 2025, yang berpotensi berdampak signifikan pada ekspor Indonesia. Kenaikan tarif impor hingga 32 persen menjadi perhatian serius, mendorong Indonesia untuk mengambil langkah proaktif.

Menanggapi kebijakan tersebut, beberapa negara memilih jalur retaliasi dengan menerapkan tarif balasan. Namun, Indonesia, bersama dengan sejumlah negara lain, memilih jalur diplomasi dan negosiasi sebagai upaya utama. Pemerintah AS kemudian memberikan penundaan selama 90 hari terhadap penerapan tarif resiprokal bagi negara-negara yang tidak melakukan retaliasi, termasuk Indonesia. Meskipun demikian, tarif dasar universal sebesar 10 persen tetap diberlakukan.

Upaya diplomasi yang dilakukan Sri Mulyani dan jajaran Kementerian Keuangan mencerminkan komitmen Indonesia untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mencari solusi terbaik bagi kepentingan nasional di tengah dinamika perdagangan global yang kompleks. Langkah ini juga menunjukkan peran aktif Indonesia dalam forum-forum internasional untuk mencari solusi kolektif terhadap tantangan ekonomi global.