Gunung Semeru Erupsi Tiga Kali, Status Waspada Diberlakukan
Gunung Semeru, yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan serangkaian erupsi yang terjadi pada Sabtu, 26 April 2025. Data dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur mencatat adanya tiga kali erupsi sejak dini hari hingga pagi hari.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 01.29 WIB, ditandai dengan letusan kolom abu dengan intensitas tebal yang mencapai ketinggian 600 meter di atas puncak kawah. Arah kolom abu ini terpantau mengarah ke barat laut. Erupsi kedua terjadi pada pukul 04.33 WIB, dengan karakteristik serupa yaitu kolom abu tebal setinggi 700 meter yang juga mengarah ke barat laut. Erupsi terakhir yang tercatat terjadi pada pukul 07.55 WIB, berupa letusan asap tebal dengan ketinggian kolom mencapai 600 meter dan mengarah ke utara.
Sebelumnya, pada hari Jumat, 25 April 2025, PPGA Semeru mencatat aktivitas erupsi berupa letusan sebanyak 42 kali dalam rentang waktu 24 jam. Namun, karena kondisi cuaca yang berkabut, beberapa erupsi tersebut tidak dapat teramati secara visual.
Menyikapi peningkatan aktivitas Gunung Semeru, status aktivitas gunung saat ini berada pada level II atau waspada. Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, dalam radius 8 kilometer dari puncak. Selain itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, mengingat potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Kondisi cuaca di sekitar Gunung Semeru saat ini seringkali dilanda hujan lebat, yang meningkatkan risiko terjadinya banjir lahar. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Rekomendasi Keselamatan
- Tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak.
- Tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan.
- Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.