Utusan Prabowo ke Vatikan: Jokowi Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, PAN Bantah Isu 'Matahari Kembar'

Partai Amanat Nasional (PAN) memberikan apresiasi atas kesediaan mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), untuk menjadi utusan Presiden Prabowo Subianto dalam menghadiri upacara pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan. Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk menepis anggapan adanya dualisme kepemimpinan atau yang dikenal dengan istilah 'matahari kembar' dalam pemerintahan saat ini.

Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, menyatakan bahwa kehadiran Jokowi sebagai representasi pemerintah Indonesia menunjukkan bahwa tata kelola pemerintahan berjalan sesuai dengan konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ia juga menambahkan bahwa partisipasi Jokowi bersama anggota Kabinet Merah Putih di Vatikan secara faktual akan membantah isu-isu yang tidak produktif, termasuk spekulasi tentang adanya 'matahari kembar'.

Viva Yoga meyakini bahwa hubungan baik antara Prabowo dan Jokowi akan menjadi sumber energi positif dalam menjaga kerukunan, persatuan nasional, dan kohesivitas sosial, yang pada gilirannya akan menciptakan stabilitas politik. Stabilitas ini, menurutnya, akan memungkinkan pemerintah untuk lebih fokus pada pembangunan ekonomi nasional di tengah dinamika global yang kompleks.

"Stabilitas politik yang aman dan pertumbuhan ekonomi yang meningkat, tentu akan berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat," ujarnya.

Wakil Ketua Umum PAN lainnya, Saleh Partaonan Daulay, menilai bahwa pengutusan Jokowi sebagai bentuk penghormatan Prabowo kepada mantan presiden. Ia menyoroti bahwa Jokowi menjabat sebagai Presiden RI ketika Paus Fransiskus melakukan kunjungan ke Indonesia.

"Ini lebih bersifat spiritual. Pak Jokowi dinilai sebagai sosok yang tepat untuk mewakili Indonesia. Tidak tepat jika dikaitkan dengan kepentingan politik. Bahkan, akan menimbulkan kesan yang kurang baik jika dipahami di luar konteks ekspresi dan penyampaian duka cita," kata Saleh.

Saleh menegaskan bahwa penunjukan Jokowi sebagai utusan Indonesia tidak mengurangi posisi dan kewibawaan Prabowo sebagai presiden. Ia menjelaskan bahwa koordinasi dan pelaksanaan seluruh program kerja pemerintah tetap berada di tangan Prabowo, dan semua menteri bertanggung jawab untuk melaporkan hasil kerja mereka kepada presiden.

"Jangan dikait-kaitkan dengan isu 'matahari kembar'. Hal itu hanya akan menimbulkan kegaduhan dan tidak nyaman untuk didengar," tegas Saleh.

"Justru yang perlu disampaikan adalah doa keselamatan dan kedamaian. Mereka yang diutus harus menyampaikan salam penghormatan dari Indonesia. Ini adalah momen sakral, oleh karena itu jangan dikaitkan dengan dimensi politik," imbuhnya.

Selain Jokowi, Presiden Prabowo Subianto juga mengutus Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono (Tommy) untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan bersama tokoh-tokoh lainnya. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia tersebut.

Sebagai informasi tambahan, Paus Fransiskus telah lama dikenal karena kepemimpinan spiritualnya yang inklusif dan upayanya dalam mempromosikan perdamaian serta keadilan sosial di seluruh dunia. Kematiannya menjadi duka mendalam bagi jutaan umat Katolik dan masyarakat internasional.