Bank Dunia Imbau Negara Berkembang Reformasi Tarif di Tengah Perlambatan Ekonomi Global

Bank Dunia Dorong Negara Berkembang Kurangi Tarif untuk Atasi Dampak Perlambatan Ekonomi Global

Di tengah kekhawatiran global tentang pertumbuhan ekonomi yang melambat, Bank Dunia mendesak negara-negara berkembang untuk secara proaktif menurunkan tarif perdagangan. Langkah ini dipandang sebagai cara yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik dan mengurangi kerentanan terhadap ketidakpastian ekonomi global yang meningkat.

Kepala Ekonom Bank Dunia, Indermit Gill, menyoroti bahwa ketidakpastian perdagangan yang meningkat, diperparah oleh tingginya beban utang, secara signifikan menghambat pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Dalam wawancara baru-baru ini, Gill menjelaskan bahwa sementara proyeksi pertumbuhan global secara keseluruhan telah direvisi turun, negara-negara berkembang menghadapi tantangan unik yang memerlukan tindakan segera.

Ancaman Perlambatan Ekonomi dan Beban Utang

Gill menekankan bahwa guncangan ekonomi saat ini berbeda dari krisis keuangan sebelumnya karena sebagian besar disebabkan oleh kebijakan pemerintah. Kebijakan tarif tinggi yang diterapkan oleh negara-negara maju, khususnya Amerika Serikat, telah menciptakan ketidakpastian dalam perdagangan global dan memicu potensi pembalasan dari negara-negara lain.

Konsekuensi dari tindakan ini sangat terasa di negara-negara berkembang, di mana pertumbuhan ekonomi telah melambat selama bertahun-tahun. Gill mencatat bahwa pertumbuhan perdagangan global telah turun secara signifikan dari rata-rata 8% di awal tahun 2000-an menjadi hanya 1,5% saat ini. Penurunan ini, dikombinasikan dengan penurunan investasi asing langsung (FDI), menempatkan tekanan yang sangat besar pada ekonomi negara berkembang.

Selain itu, Gill memperingatkan tentang meningkatnya ancaman utang yang tidak berkelanjutan. Saat ini, sekitar setengah dari 150 negara berkembang dan pasar negara berkembang berjuang untuk memenuhi kewajiban utang mereka atau berisiko gagal bayar. Angka ini meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, dan risiko akan meningkat lebih lanjut jika ekonomi global terus melambat dan suku bunga tetap tinggi.

Rekomendasi Kebijakan: Pemangkasan Tarif Secara Mandiri

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, Bank Dunia merekomendasikan agar negara-negara berkembang secara aktif mengejar negosiasi perdagangan dan secara mandiri menurunkan tarif perdagangan mereka. Gill berpendapat bahwa penurunan tarif secara mandiri dapat memberikan beberapa manfaat:

  • Meningkatkan daya saing: Tarif yang lebih rendah dapat membuat barang dan jasa negara berkembang lebih kompetitif di pasar global, yang mengarah pada peningkatan ekspor dan pertumbuhan ekonomi.
  • Menarik investasi asing: Lingkungan perdagangan yang lebih terbuka dapat menarik lebih banyak investasi asing, yang menyediakan modal yang sangat dibutuhkan untuk pembangunan ekonomi.
  • Mengurangi tekanan inflasi: Tarif yang lebih rendah dapat menurunkan biaya impor, yang dapat membantu mengurangi tekanan inflasi dan meningkatkan daya beli konsumen.

Gill menekankan bahwa tekanan dari negara-negara maju dapat menciptakan momentum politik untuk reformasi tarif di negara-negara berkembang. Dengan mengambil tindakan proaktif, negara-negara ini dapat melindungi ekonomi mereka dari dampak negatif perlambatan ekonomi global dan membuka jalan bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.

Kesimpulan

Bank Dunia menyerukan tindakan berani dari negara-negara berkembang untuk mereformasi kebijakan perdagangan mereka. Dengan menurunkan tarif dan merangkul keterbukaan perdagangan, negara-negara ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menarik investasi, dan mengurangi kerentanan terhadap guncangan eksternal. Imbauan ini datang pada saat yang kritis, karena ekonomi global menghadapi tantangan yang signifikan dan negara-negara berkembang membutuhkan strategi yang efektif untuk menavigasi lingkungan yang tidak pasti ini.