Bank Indonesia Dorong Peran Aktif IMF dalam Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi Global
Bank Indonesia (BI), dalam forum internasional, menyerukan penguatan peran organisasi internasional, khususnya International Monetary Fund (IMF), di tengah gejolak ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan tarif yang diterapkan oleh berbagai negara. Seruan ini disampaikan dalam rangkaian Pertemuan Musim Semi IMF dan Bank Dunia yang berlangsung di Washington DC, Amerika Serikat.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan penting tersebut. Dalam kesempatan itu, Gubernur Perry Warjiyo menyampaikan tiga poin krusial yang perlu diperhatikan dan diimplementasikan untuk menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin kompleks.
- Peran Sentral IMF: BI menekankan urgensi bagi IMF untuk mengambil peran yang lebih aktif dalam menyuarakan pentingnya kebijakan perdagangan internasional yang terbuka dan adil. Kebijakan ini diharapkan dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi global yang berkelanjutan. Sebagai representasi suara kolektif dari 191 negara anggota, IMF memiliki posisi strategis untuk menyampaikan sikap tegas dalam merespons tantangan bersama yang berpotensi mengganggu stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan global.
- Komitmen ASEAN: BI juga menyoroti komitmen negara-negara ASEAN terhadap sistem perdagangan multilateral yang terbuka, inklusif, dan berdasarkan aturan yang jelas. BI menyambut baik arahan dari IMF dalam mempromosikan perdagangan intra-regional, diversifikasi pasar ekspor, integrasi pasar modal, dan reformasi struktural yang bertujuan untuk meningkatkan permintaan domestik.
- Peningkatan Surveilans IMF: BI mengapresiasi upaya IMF dalam meningkatkan surveilans yang didasarkan pada Integrated Policy Framework (IPF), dengan tetap mempertimbangkan kondisi spesifik yang dihadapi oleh masing-masing negara. Pengalaman Indonesia dalam menerapkan IPF atau bauran kebijakan terbukti efektif dalam menjaga stabilitas dan meningkatkan kinerja ekonomi, serta melindungi negara dari guncangan kebijakan global yang tidak terduga.
BI berharap IMF dapat mengambil langkah konkret dalam memperkuat jaring pengaman keuangan global, termasuk melalui peningkatan kerja sama dengan Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) dan kemajuan nyata dalam reformasi kuota untuk memperkuat kapasitas keuangan IMF sebagai lembaga berbasis kuota.
Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari negara-negara G20 juga sepakat untuk terus memperkuat kerja sama dan koordinasi dalam mengatasi tantangan global. Selain itu, dalam pertemuan IMF, disepakati Global Policy Agenda yang mencakup langkah-langkah penting untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan di tengah ketidakpastian global yang tinggi.
Menanggapi ketidakpastian tersebut, IMF merekomendasikan tiga kebijakan utama:
- Penyelesaian Ketegangan Perdagangan: Menyelesaikan ketegangan perdagangan secepat mungkin melalui kesepakatan antar negara utama, menurunkan hambatan dagang, serta menciptakan sistem yang stabil dan adil agar manfaat perdagangan tersebar secara merata.
- Menjaga Stabilitas: Menjaga stabilitas dengan memperkuat kondisi fiskal dan moneter, termasuk meningkatkan efisiensi belanja, memastikan independensi bank sentral, dan memperkuat pengawasan sektor keuangan.
- Mendorong Pertumbuhan Jangka Panjang: Mendorong pertumbuhan jangka panjang melalui reformasi struktural dan integrasi ekonomi serta keuangan yang lebih dalam.