Peran Strategis Umat Islam dalam Kepemimpinan Prabowo: Sinergi untuk Masa Depan Bangsa
Indonesia, dengan populasi mayoritas Muslim yang mencapai sekitar 86%, mengakui fakta ini sebagai elemen fundamental dalam sejarah, tata kelola pemerintahan, dan visi pembangunan masa depan. Umat Islam, selain Tentara Nasional Indonesia (TNI), merupakan pilar kekuatan nasional yang esensial dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
TNI dan umat Islam adalah dua entitas yang secara historis terbukti mampu bersinergi dalam mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Meskipun kontribusi kelompok lain dalam perjalanan sejarah Indonesia tidak boleh diabaikan, peran TNI dan umat Islam sangat signifikan, terutama dalam menghadapi ancaman gerakan komunisme pada tahun 1948 dan 1965.
Jauh sebelum kemerdekaan, laskar ulama dan santri telah menjadi bagian integral dari umat Islam. Dari komunitas ini, lahir Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang kemudian bertransformasi menjadi TNI. Presiden Prabowo Subianto, yang dilantik pada 20 Oktober 2024, memiliki latar belakang militer yang kuat. Beliau sangat memahami peran penting umat Islam dalam menjaga kedaulatan bangsa, mulai dari masa pra-kemerdekaan hingga saat ini.
Secara personal, Prabowo memiliki hubungan yang dekat dengan umat Islam. Kedekatan ini tercermin dalam beberapa hal:
- Dukungan dalam Pemilu: Prabowo menerima dukungan signifikan dari tokoh-tokoh Islam dalam dua pemilihan presiden sebelumnya, yaitu pada tahun 2014 dan 2019. Meskipun dukungan terbagi pada Pemilu 2024, kontribusi umat Islam tetap besar dalam kemenangannya.
- Strategi Merangkul Semua Kelompok: Setelah dilantik, Prabowo memilih untuk merangkul semua kelompok, termasuk partai politik, kelompok sosial, dan umat Islam. Langkah ini menciptakan stabilitas politik yang relatif di awal pemerintahannya, dengan fokus utama pada penegakan hukum terhadap kasus korupsi besar.
- Dukungan kepada Umat Islam dalam Konteks Global: Prabowo menunjukkan dukungannya kepada umat Islam dalam isu-isu global, terutama dengan ketegasannya dalam membela Palestina dan melakukan diplomasi untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Sikap ini mencerminkan posisi yang jelas dalam konflik global yang melibatkan banyak negara.
Stabilitas nasional, yang merupakan fondasi penting dalam membangun masa depan bangsa, tidak dapat dicapai tanpa melibatkan umat Islam sebagai bagian integral dari kekuatan nasional. Persatuan umat Islam sangat bergantung pada strategi pendekatan yang diterapkan oleh pemimpin bangsa. Pendekatan yang inklusif dan merangkul, daripada konfrontatif, akan lebih efektif dalam mengelola stabilitas negara. Strategi inilah yang tampaknya dipilih oleh Prabowo.
Oleh karena itu, semua pihak, terutama umat Islam, memiliki kesempatan untuk bersinergi dan mengambil peran aktif dalam merancang arah masa depan bangsa. Dengan demikian, sinergi antara pemerintah dan umat Islam dapat menjadi fondasi yang kokoh untuk kemajuan dan kesejahteraan Indonesia di masa depan.