PT SMGP Bantah Semburan Lumpur Panas Terkait Aktivitas Pengeboran di Mandailing Natal

Semburan Lumpur Panas Gegerkan Warga Mandailing Natal, PT SMGP Angkat Bicara

Kemunculan semburan lumpur panas di dekat area pengeboran PT Sorik Marapi Geothermal (SMGP) di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, telah memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat. Menanggapi hal tersebut, PT SMGP memberikan klarifikasi terkait lokasi dan penyebab fenomena alam tersebut.

Menurut Corporate Communication Manager PT SMGP, Agung Iswara, setelah melakukan peninjauan lapangan bersama Dinas Lingkungan Hidup Mandailing Natal, dipastikan bahwa titik semburan lumpur panas tersebut berada di lokasi lain di Desa Roburan Dolok, yang berjarak sekitar 1 hingga 2 kilometer dari area sumur Pad-E milik PT SMGP. Agung juga menegaskan bahwa kemunculan lumpur panas ini bukanlah fenomena baru, melainkan telah terpantau sejak tahun 2021.

"Manifestasi seperti ini merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di wilayah dengan potensi panas bumi, sebagai hasil interaksi antara air tanah dan batuan panas di bawah permukaan," jelas Agung.

PT SMGP juga menegaskan bahwa semburan lumpur panas ini tidak memiliki hubungan langsung dengan aktivitas pengeboran yang telah dilakukan sejak tahun 2017. Sumur-sumur di Wellpad E, menurut perusahaan, belum pernah berhasil mengalirkan uap atau fluida panas bumi dengan tekanan kepala sumur 0 Barg, sehingga tidak ada aktivitas produksi yang dapat dikaitkan dengan fenomena yang dilaporkan.

Perusahaan juga menyoroti bahwa lokasi Pad E memiliki kecenderungan pergerakan tanah yang tinggi dan memiliki banyak retakan. Fenomena pergerakan tanah (soil creep) atau longsor (landslide) dapat terjadi kapan saja akibat berbagai faktor seperti tekanan patahan (fault stress release) atau curah hujan, yang kemudian dapat memunculkan manifestasi baru ke permukaan.

WALHI Sumut sebelumnya melaporkan bahwa semburan lumpur panas muncul di belasan titik dalam dua tahun terakhir, bahkan ada yang berjarak hanya 10 hingga 15 meter dari lokasi pengeboran. Selain itu, warga di empat desa sekitar aliran Sungai Aek Roburan juga mengeluhkan kualitas air yang buruk dengan bau menyengat, yang mengganggu produktivitas pertanian padi mereka. WALHI Sumut mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terhadap PT SMGP dan mengusut tuntas kasus ini.

PT SMGP menyatakan komitmennya terhadap keselamatan dan keberlanjutan operasional, serta menjalankan seluruh kegiatan sesuai dengan standar keselamatan dan regulasi yang berlaku. Sebagai objek vital nasional, perusahaan berjanji untuk terus memprioritaskan keselamatan masyarakat dan lingkungan dalam setiap aktivitasnya.

Dampak Semburan Lumpur Panas Terhadap Masyarakat

Meski PT SMGP membantah keterkaitan dengan aktivitas pengeboran, kemunculan semburan lumpur panas tetap berdampak pada masyarakat sekitar. Semburan lumpur yang semakin meluas menyebabkan lahan perkebunan warga tidak dapat lagi dimanfaatkan. Hal ini tentu saja mengganggu mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada sektor pertanian.

Selain itu, kekhawatiran akan potensi dampak negatif terhadap lingkungan juga menjadi perhatian utama. Kualitas air sungai yang menurun dan bau menyengat dapat membahayakan kesehatan warga dan mengganggu ekosistem sungai.

Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan dapat segera melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti semburan lumpur panas ini dan mengambil langkah-langkah mitigasi yang tepat guna melindungi masyarakat dan lingkungan sekitar.